Kepala BPKAD, Sapto Prapto Santoso. |
Malang,
Trans - Defisit
anggaran pada R-APBD Perubahan, Pemerintah Kota Malang rencananya bakal ditutup
dana investasi penyertaan dari pemerintah pusat. Kepastian itu disampaikan
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Sapto Prapto Santoso. Berdasarkan
hitung-hitungan antara Pemkot dan DPRD Kota Malang, ada defisit anggaran
sebesar Rp 240 miliar karena adanya perbedaan antara anggaran belanja dan
anggaran pendapatan.
Data
APBD Perubahan menyebut, pengajuan belanja di APBD-P sebesar Rp 1,974 triliun,
sementara anggaran pendapatan hanya Rp 1,734 triliun, sehingga ada defisit.
“Anggaran penyertaan dari pusat didapat setelah Pemkot menanamkan modalnya
untuk PDAM Kota Malang,” kata Sapto, belum lama ini.
Ia
menjelaskan pula, saat ini ada surplus pembiayaan daerah sebesar Rp 316 miliar
dari pusat yang siap dicairkan untuk menutup defisit Rp 240 miliar di APBD-P
2016. “Penyertaan modal yang harus ditanam di PDAM Kota Malang, mencapai Rp 76
miliar, bertambah Rp 9 miliar dari APBD awal,” tukasnya.
Meski
ada kenaikan anggaran belanja, namun Sapto menegaskan jika komposisi belanja
langsung dan tidak langsung akan berimbang. Apalagi, setelah pengalihan aset
dan personel SMA/SMK dari pemerintah daerah ke pemerintah provinsi, penyerahan
Terminal Arjosari ke pemerintah pusat, membuat BPKAD mampu menyeimbangkan
belanja gaji pegawai dan dana belanja langsung. “Komposisinya 51 persen untuk
belanja tak langsung dan 49 persen untuk belanja langsung,” tandasnya.
Anggaran pendapatan Rp 1,7 triliun dari BPBD-P
2016, sambung Sapto akan merosot lagi di rancangan APBD 2017. Bahkan
berdasarkan prediksi dan proyeksi, anggaran akan turun sebesar Rp 1,5 triliun
dari tahun ini. “Itu di luar dana alokasi khusus, dana alokasi umum dari pusat.
Lalu, dana hibah SMA/SMK, yang dulunya belanja langsung, menjadi belanja tak
langsung, dan diwadahi BPKAD,” pungkasnya. (Gus)
0 Komentar