Launching kereta api perintis. |
PADANG, KORANTRANSAKSI.com - Kereta api perintis (railbus) rute Lubukalung-Kayu Tanam, akhirnya dioperasikan, Selasa (1/11). Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melaunching pengoperasian kereta api yang diberi nama Lembah Anai itu di Stasiun Simpang Haru, Padang. Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan railbus tersebut, cukup membayar tiket seharga Rp 3 ribu untuk sekali jalan.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno juga menyambut baik pengoperasian kereta api tersebut. Dengan begitu, kereta api cepat yang menghemat waktu sudah bisa dinikmati masyarakat dan membantu pertumbuhan ekonomi. “Ini langkah bagus, karena transportasi kereta api telah banyak dipakai jadi alat transportasi masyarakat di negara maju. Pengoperasian railbus di Sumbar dapat menjadi tolak ukur untuk kemajuan transportasi di Indonesia, khususnya di Sumbar,” kata Irwan.
Transportasi kereta api merupakan salah satu sarana yang dapat mengurangi kemacetan. Untuk itu, seharusnya sarana transportasi ini dihidupkan dan menjadi prioritas masyarakat ke depan. Gubernur berharap Kementerian Perhubungan dapat menambah jumlah kereta api perintis di sumbar dan menghidupkan kembali semua jalur perkeretaapian yang ada. Dengan begitu, akan memudahkan masyarakat, dan kereta api menjadi salah satu moda transportasi favorit masyarakat di Sumbar.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, hadirnya kereta api perintis tersebut akan memberikan kemudahan kepada masyarakat. Mudah dijangkau masyarakat dan harga karcisnya murah. “Hadirnya kereta api Lembah Anai ini langkah pemerintah untuk menghubungkan berbagai wilayah yang ada di Indonesia, terutama di Sumbar. Sebagai upaya pemberian pelayanan transportasi prima masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, kereta api dapat dijadikan solusi sebagai sarana transportasi yang ramah dan bebas macet. Menurutnya, menghidupkan jalur perkeretaapian merupakan fokus program kerja Kementerian Perhubungan sesuai nawacita pemerintahan Jokowi-JK untuk membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkuat daerah serta desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Pengoperasian kereta api ini diharapkan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah,” ujar pria berkacamata ini.
Angkutan kereta api perintis ini memiliki tiga gerbong dengan kapasitas penumpang 160 orang, terdiri dari 78 penumpang dengan tempat duduk dan 82 penumpang berdiri. “Railbus sangat aman saat dinaiki. Jika tak ada tempat duduk, bisa berdiri dengan berpegangan pada gantungan yang telah disediakan,” sebutnya.
Railbus akan dioperasikan empat kali sehari dengan waktu tempuh 38 menit sekali jalan. Sementara jarak yang akan dilewati sepanjang 20 kilometer dari Lubukalung-Kayu Tanam dan Kayu Tanam-Lubukalung, kabupaten Padang Pariaman. “Dengan menaiki kereta api ini, jarak tempuh akan semakin singkat. Hemat waktu. Animo masyarakat menaiki transportasi ini diprediksi juga akan meningkat,” tuturnya
Dia menambahkan bahwa penandatanganan kontrak penugasan kereta api perintis Lubukalung-Kayu Tanam ini telah dilakukan 31 Agustus 2016 di Jakarta antara Balai Teknik Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Nilainya sekitar Rp 8,1 miliar dengan nomor kontrak SP.01/KA.Perintis-BTP SBB/Viii/PHB-2016 yang bersumber dari APBN 2016. Kontrak angkutan KA Perintis ini berlaku hingga 31 Desember 2016.
Pada tahun 2015, pemerintah melalui Ditjen Perkeretaapian telah melakukan perbaikan prasarana perkeretaapian pada lintasan Lubukalung-Kayu Tanam, yakni penggantian rel dan bantalan pada lintasan sepanjang kurang lebih 12 kilometer. Pendanaan perbaikan prasarana ini menelan biaya sekitar Rp 48,2 miliar bersumber dari APBN.
Terkait banyaknya perlintasan sebidang yang ilegal di sepanjang lintas Lubukalung-Kayu Tanam, dia meminta pemda dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk peningkatan perjalanan kereta api. Pasalnya, perlintasan sebidang yang tidak dijaga rawan memicu kecelakaan antara kendaraan dengan kereta api.
“Pemerintah daerah harus dapat mengambil tindakan untuk keselamatan perjalanan kereta api, serta masyarakat juga mesti berhati-hati saat melintasi jalur kereta api dengan memperhatikan rambu-rambu peringatan,” harapnya
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, jalan raya bukan satu-satunya sarana yang bisa menyelesaikan masalah arus kendaraan tanpa dibantu angkutan massal kereta api. “Disinilah perlu hadirnya kereta api perintis. Di Sumbar, ini suatu keuntungan karena punya kereta Api Lembah Anai,” ujarnya.
Selain itu, dia juga mendukung tidak dibolehkannya perlintasan sebidang karena sangat membahayakan. “Perlintasan sebidang tidak boleh ada. Tidak boleh satupun barang penghambat berada di jalur kereta api, meski kereta api sudah tidak lewat lagi di jalur tersebut dan itu diatur dalam undang-undangnya,” sebut Edi. (Bas)
0 Komentar