Sekretaris Kabinet Pramono Anung. |
JAKARTA,
KORANTRANSAKSI.com – Sebuah bangsa akan
maju apabila guru-gurunya bisa menjadi panutan untuk menuntun anak didik.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung saat
ditanya tentang alasan gerakan Ayo Hormati Guru dalam rangka Hari Guru Nasional
2016 pada Jumat, 25 November penting dilakukan.
“Guru adalah cahaya, pelita, yang menuntun
anak didik kita untuk menjadi pemimpin di kemudian hari, dengan tantangan zaman
yang akan berbeda,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, di ruang
kerjanya lantai 2 Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Kamis (24/11) sore.
Dibesarkan oleh
orang tua yang berprofesi sebagai guru, Seskab Pramono Anung meyakini bahwa
orang yang dibesarkan oleh seorang guru akan menjadi orang yang ingin dirinya
menjadi panutan bagi orang lain. “Sehingga ada role model pada dirinya,”
ujarnya.
Hingga sekarang,
Pramono mengaku masih mengingat nasehat atau petuah dari guru yang juga menjadi
orang tuanya. “Satu, kamu harus disiplin, yang kedua, tinggalkan nama baik
untuk anak-anakmu. Ini maknanya dalam,” kata Pramono mengenang.
Meninggalkan nama
baik itu, lanjut Seskab, berarti menjaga diri dari banyak hal, terutama ketika
mempunyai jabatan. Misalnya, dengan tidak melakukan korupsi.
Dari waktu ke
waktu, Seskab mengaku terus mencoba kalau ada waktu untuk kembali ke sekolah
untuk mengingat kembali peran guru, dan sekolah hingga menjadikan kita sampai
dengan pada hari ini.
Sebagai anak
seorang guru, Seskab memahami dan mengetahui bagaimana peran guru dalam
membesarkan, mendidik, merawat, membangun cita-cita, dan juga membuat anak
terinspirasi untuk maju.
“Untuk itu, tentunya kita harus menghormati
para guru. Tetapi tidak cukup dengan sekedar menghormati, harus memberikan juga
ruang guru untuk melakukan kreasi,” tutur Pramono.
Mengenai tantangan
guru di era modern saat ini, Seskab Pramono Anung mengatakan, guru seyogyanya
diberikan ruang untuk tidak semata-mata memberikan pengajaran yang bersifat
normatif, tetapi juga hal yang inspiratif, tuntunan, dan bimbingan.
Seskab berharap
semoga ke depan, peran guru menjadi semakin signifikan untuk menjadi penopang
membawa cahaya pelita bangsa ini menjadi lebih baik. Karena guru berperan untuk
melahirkan anak didik menjadi lebih baik.
Seskab juga
meyakini bahwa siapapun tidak bisa seperti saat ini tanpa peran guru. “Guru
bukan seorang yang menciptakan sesuatu dilihat dari produknya tetapi bagaimana
anak didik yang diajarkan itu menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di kemudian
hari,” tegasnya.
Menurut Seskab,
saat ini pemerintah akan mengupayakan guru tidak terbebani dengan
program-program yang berlebihan, yang dari waktu-waktu menjadi beban guru, dan
anak didiknya.
“Sekarang ini yang menjadi beban adalah beban
administrasi yang terlalu berlebihan, SPJ (Surat Pertanggungjawaban Jalan) yang
terlalu berlebihan. Sehingga guru waktunya habis hanya untuk menyelesaikan
SPJ,” ujar Seskab seraya menyampaikan, bahwa pemerintah akan memotong rantai
administrasi penyelesaian SPJ itu. (Q4/Rel)
0 Komentar