Presiden Jokowi memberikan penghormatan kepada para guru yang menghadiri Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-71, di SICC, Bogor, Jawa Barat. |
BOGOR,
KORANTRANSAKSI.com – Pada era
keterbukaan saat ini perkembangan di sosial media memang tidak
dapat dihambat. Bahkan dewasa ini juga berkembang budaya saling menghujat yang
dilakukan di media sosial. Oleh karena itu,
Presiden Joko Widodo meminta kepada para guru di Indonesia agar mengisi anak-anak
Indonesia dengan pribadi dan karakter dan nilai-nilai ke-Indonesia-an.
“Menghujat, saling
menjelekkan, saling memaki, fitnah-fitnah, adu domba, ada semua di media sosial
kita. Ini adalah tugas Bapak dan Ibu guru untuk memberitahu kepada anak didik
kita karena nilai-nilai ke-Indonesia-an kita bukan itu,” ujar Presiden Jokowi pada Puncak Peringatan Hari Guru
Nasional dan Hari Ulang Tahun ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu
(27/11/2016) siang.
Presiden Jokowi
juga meminta para guru berhati-hati terhadap kemungkinan adanya infiltrasi
asing masuk ke negara Indonesia dengan cara melemahkan dan memecah belah bangsa
seperti itu. Presiden menilai guru memiliki peran sentral untuk menyampaikan
mengenai etika berinternet dan sopan santun dalam menyampaikan sesuatu di media
sosial.
“Terutama untuk
anak yang mulai menginjak ke SMP, menginjak ke SMA/SMK, agar diberitahu etika
berinternet, netiquette, sopan santun dalam menyampaikan sesuatu di media
sosial, ini penting sekali,” ujarnya.
Presiden berpesan
kepada para guru agar anak didiknya diajak bermedia sosial dengan santun dan
tata nilai etika yang baik serta mengajak ke hal-hal yang positif dan positive
thinking. “Itulah nilai-nilai ke-Indonesia-an kita,” tegasnya.
Etika Kurang
Sebelumnya
Presiden Jokowi meminta kepada para guru agar terus menyuntikkan kepada
anak-anak didik nilai-nilai karakter bangsa Indonesia seperti nilai etika,
kejujuran, kedisiplinan, optimisme, dan kerja keras.
“Etika berbicara,
etika menghormati guru, etika menghormati orang tua, etika menghormati
seniornya. Karena ini adalah nilai-nilai Indonesia,” sambung Presiden.
Diakui Presiden,
bahwa pelajaran seperti matematika, fisika, PPKn, kimia, atau biologi memang
diperlukan. Tetapi Presiden menyampaikan nilai-nilai etika, kejujuran,
kedisiplinan, kerja keras, optimisme juga perlu sedini mungkin disuntikkan
kepada anak didik terutama untuk anak-anak yang masih SMP, SD, TK, dan PAUD.
Presiden
mengingatkan hal itu karena pada tahun 2030-2040 pertarungan antarnegara sangat
ketat. Saat itu Indonesia akan memiliki bonus demografi usia produktif yang
menjadi kekuatan dan modal negara Indonesia dalam bersaing dengan negara-negara
yang lain. Tetapi kalau nilai-nilai itu tidak disuntikkan mulai dari sekarang,
Presiden Jokowi khawatir nantinya pada tahun 2030-2040 bangsa Indonesia tidak
bisa memanfaatkan tahun emas tersebut.
“Kita bisa meraih
atau tidak bisa meraih, bisa tinggal landas atau tidak bisa tinggal landas, itu
Bapak dan Ibu guru memiliki peran sentral, memiliki peran yang utama dalam
menghantarkan anak didik kita pada tahun tersebut,” tuturnya.
Pada akhir
sambutannya Presiden Jokowi mengaku, dirinya percaya satu orang hebat bisa
melahirkan beberapa karya hebat. Tapi satu guru hebat bisa melahirkan ribuan
orang hebat. “Dirgahayu guru Indonesia, jadilah lentera yang
memandu bangsa melangkah ke depan menjadi bangsa pemenang,” pungkas Presiden
Jokowi.
Tampak hadir dalam
acara tersebut antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy,
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddiin, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki,
dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Pada peringatan
yang mengambil tema “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya” ini
Presiden Jokowi juga menganugerahkan penghargaan Satya Lencana Pendidikan pada
52 orang guru teladan yang diwakili oleh 15 pendidik.
Juga dilakukan
penyerahan penghargaan Dwija Praja Nugraha oleh Menteri Agama kepada kepala
daerah yaitu Gubernur DI Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Kalimantan
Timur, Gubernur Maluku, Bupati Labuhanbatu Selatan, Bupati Purwakarta, Bupati
Tasikmalaya, Wali Kota Cilegon, Wali Kota Surakarta, Bupati Karanganyar, Bupati
Sleman, Wali Kota Malang, Bupati Hulu Sungai Utara, Bupati Tabalong, Bupati
Kutai Kartanegara, Bupati Morowali, dan Bupati Murung Raya. (Q4/Rel)
0 Komentar