Menhub Budi Karya Sumadi saat melakukan tinjauan ke Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. |
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com – Pasca kecelakaan MV. Zahro Express yang terbakar di perairan Tidung,
Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu pagi, 1 Januari 2017, Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi akan meningkatkan standar pelayanan di Pelabuhan
Kali Adem, Muara Angke. Salah satunya
dengan menerapkan penjualan
tiket secara online.
“Penjualan tiket secara online dapat membuat
masyarakat yang akan menggunakan kapal tersebut tidak perlu mengantri di
pelabuhan untuk membeli tiket dan memastikan kesesuaian manifest penumpang,” ujar Menhub Budi saat melakukan tinjauan ke Pelabuhan Kali
Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (3/1/2017).
Selain itu, menurut
Menhub Budi, akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap pelayanan
maupun peningkatan peraturan terkait keselamatan dan keamanan berlayar dengan
menggunakan kapal-kapal pelayaran rakyat atau yang dikenal oleh masyarakat
dengan sebutan ojek kapal.
Menhub Budi
mengungkapkan, akan memberikan kesempatan pelayaran rakyat terus berkembang.
Namun, ia meminta juga agar para operator kapal memenuhi
persyaratan-persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran sesuai peraturan
yang telah ditetapkan.
Setelah
dievaluasi, nantinya kapal-kapal pelayaran rakyat yang telah memenuhi
ketentuan, akan tetap bisa beroperasi.
“Kita ingin
Pelayaran Rakyat ini tetap eksis, tapi dengan kualifikasi baru, syarat-syarat
baru. Harus ada improvement. Ketentuannya nanti akan diperbaiki, termasuk
SOP-nya,” ujarnya.
Terkait
aksesibilitas menuju Pelabuhan Kali Adem, Menhub mengungkapkan perlu dilakukan
evaluasi secara menyeluruh. Ia mengatakan, akan bekerjasama dengan Pemprov DKI
Jakarta selaku pengelola Pelabuhan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada
pelabuhan dan aksesibilitasnya.
“Saya kaget pas
kemari tadi jalan menuju ke sini banjir. Kita akan bicarakan dengan Pemprov DKI
untuk melakukan perbaikan-perbaikan pelabuhan dan aksesibilitasnya,” ungkapnya.
PELNI dan ASDP Diminta Masuk
Dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang, Menhub Budi juga meminta
kepada PT. Pelni dan PT. ASDP untuk melayani pelayaran ke Pulau Seribu.
Kapal-kapal tersebut diharapkan dapat membantu memberikan pelayanan kepada penumpang
dari Jakarta menuju Pulau Seribu atau sebaliknya, dengan standar keselamatan
dan keamanan yang lebih baik.
“Dalam waktu dekat
ini kita akan tugaskan Pelni dan ASDP, untuk mensubstitusi adanya kekurangan
(kapal yang melayani rute Jakarta – Pulau Seribu),” jelas Menhub Budi.
PELNI dan ASDP
merupakan operator yang bertugas melayani masyarakat pengguna jasa sesuai
standar keselamatan, keamanan, dan pelayanan pelayaran yang ditetapkan oleh
regulator dalam hal ini Kemenhub. Sementara, Kemenhub, dalam hal ini Syahbandar
Pelabuhan berfungsi sebagai regulator yang bertugas melaksanakan pengawasan dan
penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran terhadap operator,
serta koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan. Kedua pihak tersebut memiliki
fungsi yang berbeda.
Sebagai informasi,
pada Januari 2016 lalu, Kemenhub telah meresmikan pengoperasian kapal perintis
KM Sabuk Nusantara 46 untuk melayani pelayaran dari Pelabuhan Sunda Kelapa
menuju Kepulauan Seribu dengan harga tiket 15.000 rupiah. Kapal tersebut
beroperasi tiga kali seminggu, dengan kapasitas 114 penumpang dan 100 ton
barang. Rute kapal tersebut yaitu, Pelabuhan Sunda Kelapa (sebagai pelabuhan
pangkal) - Pulau Untung Jawa - Pulau Pramuka - Pulau Tidung - Pulau Kelapa. (Q4/Rel)
0 Komentar