Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran. |
Pemerintah setempat sedang menyiapkan kawasan yang
disebut dengan ’segitiga emas’. Kawasan ini meliputi Kota Palangka Raya,
Kabupaten Katingan dan Gunung Mas.
KALTENG,
KORANTRANSAKSI.com - Gubernur
Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mengemukakan bahwa telah menyiapkan
lahan seluas 500.000 hektare (ha) untuk memfasilitasi wacana pemindahan Ibu
Kota Pusat Pemerintahan Republik Indonesia dari Jakarta ke Kalteng.
"Kita sedang
mengidentifikas lokasi, mengkaji status lahan dan letak kawasan, serta
menyingkronkan dengan tiga wilayah tersebut, dan pada dasarnya kepala daerah di
tiga wilayah itu telah bersedia untuk menyiapkannya," ucapnya di Palangka
Raya, belum lama ini.
Lahan 500.000 ha
itu, menurut dia, tersebar di tiga wilayah meliputi Kota Palangka Raya,
Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas.
Ia mengemukakan,
langkah lain yang disiapkan Kalteng terkait wacana perpindahan Ibu Kota
Pemerintahan RI ke Palangka Raya adalah mengembangkan potensi wilayah berkomoditas
unggulan baru di wilayah sekitar.
Orang nomor satu
di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" itu
mengatakan disiapkannya lahan tersebut sebagai upaya menindaklanjuti penegasan
dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana wacana memindahkan Ibu
Kota Pemerintahan RI ke Palangka Raya.
Sejarah negeri ini
juga mencatat bahwa Presiden RI periode 1945--1966 Soekarno (Bung Karno) pada
1950-an mewacanakan pemindahan kegiatan Pemerintahan RI ke Palangka Raya. Bung
Karno kala itu memperhitungkan jumlah penduduk Jakarta akan tumbuh tak
terkendali, sehingga perlu alternatif pemindahan kegiatan pemerintahan pusat.
"Penegasan
itu disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri puncak Hari Kesetiakawanan
Sosial Nasional (HKSN) yang diselenggarakan di Palangka Raya, Selasa (20/12).
Jadi, kita mulai mempersiapkannya dari sekarang," kata Sugianto.
Selain
mempersiapkan lokasi, Pemprov Kalteng juga berupaya mengoptimalkan pemeliharaan
jalan. Langkah yang akan dilakukan adalah membuka akses jalan ke berbagai
daerah, dan peningkatan tonase jalan dari 8 ton menjadi 12 ton.
Mantan Anggota DPR
RI periode 2009-2014 itu menyebutkan bahwa sebelum terealisasinya peningkatan
tonase jalan tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan pembatasan muatan
terhadap kemampuan jalan untuk mengurangi kerusakan.
"Kita juga
tetap akan menganggarkan kegiatan pemeliharaan rutin jalan pada APBD tahun
2017. Harapannya DPRD Kalteng dan semua pihak mendukung rencana yang telah
disusun Pemprov demi Kalteng BERKAH," demikian Sugianto Sabran, merujuk
semboyan Pemprov Kalteng yang Bermartabat, Elok, Religius, Kuat, Amanah dan
Harmonis (Berkah).
Palangkaraya Tak
Layak?
Di lain kesempatan, Gubernur Kalteng mengakui
bahwa Palangka Raya sudah tidak lagi fleksibel dijadikan ibu kota pemerintahan.
Pernyataan ini dia sampaikan dengan melihat perkembangan Palangka Raya dari
tahun ke tahun. Dimana pertumbuhan dan perkembangan pembangunan selalu
bertambah.
”Saya sudah
sampaikan pada Pak Presiden, kalau Palangka Raya tidak lagi fleksibel. Salah
satu faktornya dikarenakan kebutuhan pembangunan dan manusia yang selalu
meningkat,” katanya kemarin.
Meski begitu, dia
menegaskan bahwa provinsi Kalteng siap menjadi pusat
pemerintahan RI. Sebab untuk menjadikan Kalteng sebagai pusat pemerintahan, tak
hanya difokuskan pada Kota Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi. Intinya,
lanjut Sugianto, Kalteng tetap siap jika nanti menjadi pusat pemerintahan.
Pemerintah setempat
sendiri, ujarnya, sedang menyiapkan kawasan yang disebut dengan ’segitiga
emas’. Kawasan ini meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung
Mas. Dikawasan tiga daerah ini akan disiapkan sekitar 300-500 ribu hektare
lahan. Jadi nantinya tidak sepenuhnya dipusatkan di Palangka Raya. (Q4/Red)
0 Komentar