Kepala Subdirektorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Transformasi, Ambang Priyonggo talkshow di sebuah stasion radio swasta nasional. |
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com – Walau hanya
dilengkapi dengan unsur audio, hingga kini radio masih dianggap sebagai media
yang mampu menyiarkan informasi dengan amat memuaskan. Terbukti dengan masih
dipilihnya radio, oleh intansi pemerintah dan/atau organisasi masyarakat untuk
menyebarluaskan pesan dan informasi, tak terkecuali dengan Bea Cukai.
Bea Cukai menggunakan radio dalam menginformasikan
Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai (PRKC) yang saat ini sedang
berlangsung. Kepala Subdirektorat Perencanaan Strategis dan Manajemen
Transformasi, Ambang Priyonggo, pada Rabu (22/03/2017),
diundang dalam talkshow sebuah stasion radio swasta nasional untuk membahas
seluk beluk PRKC.
“PRKC adalah
sebuah program yang diinisiasi oleh Bea Cukai. Hal ini berangkat dari
ekspektasi dan tuntutan masyarakat yang terus meningkat kepada kami. Ekspektasi
tersebut berupa peningkatan peran dan fungsi Bea Cukai dalam melakukan
pemberantasan perdagangan ilegal serta tuntutan terutama yang terkait dengan
pemberantasan dan praktik pungli/korupsi,” ungkap Ambang.
Masih menurutnya,
tuntutan ini dimaknai posistif oleh Bea Cukai sebagai bagian dari kepedulian
dan perhatian masyarakat terhadap Bea Cukai. Ambang juga
memaparkan bahwa PRKC yang telah digulirkan sejak akhir Desember 2016 ini
secara spesifik bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap Bea
Cukai, serta mewujudkan institusi yang kredibel dan akuntabel.
Dalam reformasi
kali ini, Bea Cukai mengusung empat tema besar, yaitu Penguatan Integritas,
Budaya Organisasi dan Kelembagaan, Optimalisasi Penerimaan, Penguatan
Fasilitasi, serta Efisiensi Pelayanan dan Efektivitas Pengawasan.
“Kemudian
masing-masing tema tersebut dirinci ke dalam beberapa program terobosan atau
yang lazim disebut dengan Inisiatif Strategis. Dari empat tema besaran program
tersebut telah dirinci menjadi 19 inisiatif strategis yang ingin dicapai oleh
Bea Cukai dan nantinya menjadi tolak ukur keberhasilan program reform ini,”
ujarnya.
Pada akhir sesi
talkshow, Ambang menyimpulkan bahwa reformasi kali ini berbeda dari
reformasi-reformasi yang pernah dilakukan oleh Bea Cukai sebelumnya. Pada
reformasi kali ini, Bea Cukai fokus pada area perubahan budaya organisasi,
perubahan dalam wujud semangat dan sikap atau perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai Kementerian Keuangan, serta peningkatan profesionalisme.
“Kami mengajak seluruh
masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mendukung Bea Cukai dalam mewujudkan
perubahan ini. Bantulah kami, karena tanpa dukungan dari masyarakat mustahil
Bea Cukai dapat bertahan hingga saat ini,” pungkasnya. (SN/Rel)
0 Komentar