Mendes PDTT, Eko Sandjojo melakukan kunjungan kerja ke Desa Teluk Kenari. |
ALOR, NTT, KORANTRANSAKSI.com - Lantunan musik tradisional khas Kabupaten
Alor terus berdengung. Di tengah harmoninya, sejumlah penari penuh semangat
menunjukkan kebolehannya. Sementara, puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) sudah
berbaris rapi sambil melambaikan bendera merah putih. Begitu pula dengan warga
sekitar yang antusias, meski di tengah hiruk pikuk keramaian, menyambut
rombongan yang baru saja datang. Tidak kalah seru.
"Ini pertama
kalinya desa kami dikunjungi Pak Menteri. Kami bangga Bapak Menteri bisa datang
ke Kabupaten Alor," ujar Kepala Desa Teluk Kenari, Kecamatan Teluk
Mutiara, Metusalak Oko, saat ditemui di desanya, Senin (20/3).
Pria yang biasa
dipanggil Oko ini pun tahu betul apa yang membuat Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo, mendatangi
desanya, yakni soal pemanfaatan dana desa. Tanpa ragu, Ia menjelaskan manfaat
yang diperoleh desanya.
“Dana desa telah
direalisasikan untuk membangun jalan, irigasi dan jembatan yang rusak. Saat ini
jalan-jalan di desa kami sudah baik, contoh jalan dan jembatan ini," jelas
Oko sambil menunjukkan jembatan yang ia maksud di hadapan Menteri Eko.
Hal senada juga
diungkapkan warga setempat, Usman. Dirinya mengaku merasakan langsung adanya
perbaikan jalan yang menggunakan dana desa.
"Sepanjang
700 meter jalan di kampung kami sudah dibangun dari dana desa. Irigasi yang
tadinya rusak dan saat airnya meluap maka warga suka kebanjiran, kini sudah
diperbaiki berkat dana desa,” ujarnya penuh senyum.
Mendes PDTT Eko
Sandjojo pun mengapresiasi pemanfaatan dana desa di kabupaten terluar di
Provinsi Nusa Tenggara Timur ini. Selain meninjau jembatan dan saluran irigasi,
Menteri Eko juga meninjau jembatan serta perahu penangkapan ikan bantuan dari
Kemendes PDTT.
"Saya lega
bisa lihat secara langsung realisasi dana desa di pulau terluar ini. Kami
berharap dana desa ini selain bisa meperbaiki infrastrukur, juga bisa
meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat desa,” ujarnya.
Di tengah para
aparat dan warga desa, dirinya juga menghimbau agar desa juga membangun embung
air desa. Menurutnya, adanya embung akan meningkatkan produktivitas hasil tani,
dari yang sebelumnya 1 kali panen dapat menjadi tiga kali panen.
“Tentu desa juga
harus tentukan produk unggulan desanya. Juga bangun Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes), dan Saran Olahraga Desa (Raga Desa). Kita berharap NTT bisa segera
merealisasikannya,” lanjutnya.
Wakil Gubernur NTT, Beny
Lailone, turut mengapresiasi adanya dana desa yang langsung dikelola oleh
pemerintah desa. Prosentase realisasi di NTT pun mencapai 98%. Meski demikian,
dirinya berharap ada tambahan pendamping desa untuk mendukung tata kelola di
desa-desa. “Saat ini satu pendamping mendampingi empat desa. Di NTT ini berbeda
dengan di Pulau Jawa. Dari satu desa ke desa lainya itu harus naik perahu dan
menyeberang pulau,” ujarnya. (Q4/Rel)
0 Komentar