Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. |
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com –
Masyarakat diminta mengantisipasi dan mewaspadai bahaya metamorfosis
narkoba. Sekarang ini para sindikat dan kartel narkoba memiliki berbagai cara
dan modus dalam mengatur pola peredaran narkoba. Mereka terus berinovasi dan
memiliki beragam strategi untuk mengelabui aparat keamanan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
dalam siaran persnya, Minggu (19/3). “Mereka mencari cara bagaimana memasarkan
narkoba itu, supaya narkoba itu tidak tampak. Kalau dulu berbentuk pil, bubuk
heroin, atau lintingan ganja sekarang menjelma menjadi aneka rupa,” katanya.
Seperti banyak terungkap belakangan ini, narkoba bias disusupkan dalam bentuk
permen, makanan dan modus lain yang bias mengelabui petugas dan masyarakat.
Sasaran peredaran narkoba pun, kata Mensos lagi tidak hanya menyasar
remaja dan orang dewasa, namun hingga anak kecil usia dini. Misalnya dengan
mengemas narkoba atau mencampurkan narkoba dalam makanan yang digemari
anak-anak kecil. Dicontohkan Khofifah, belum lama ini beredar permen dot di
Surabaya yang disinyalir mengandung narkoba. Sebelumnya juga beredar kue kering
bercampur ganja di Bandung dan Jakarta.
Menurut Khofifah lagi, dengan mencampurkan – narkotika ke dalam
makanan, maka akan sulit terdeteksi secara kasat mata. Polisi pun perlu
melakukan uji klinis laboratorium baru bisa memutuskan apakah makanan tersebut
mengandung narkoba atau tidak. Pengedar narkoba semakin pintar mengemas barang
dagangannya. Penyusupan narkoba ke dalam makanan dan jajanan anak merupakan
salah satu bentuk metamorfosis narkoba saat ini, katanya.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada orangtua agar senantiasa
mengingatkan anak-anaknya yang masih duduk di bangku TK dan SD untuk tidak
jajan sembarangan. Orangtua, kata dia, harus lebih peduli dan tidak cuek
terhadap fenomena metamorfosis narkoba ini. Realitas ini, lanjut Khofifah,
harus menjadi perhatian seluruh pihak. Terlebih didaerah perbatasan seperti di
Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia.
“Narkoba
tidak melulu lewat jalan utama perbatasan, tapi juga lewat jalan-jalan tikus
yang tersebar disepanjang jalan perbatasan. Anak-anak jadi sasaran bukan hanya
sebagai pengguna tapi juga dijadikan pengedar. Mereka manfaatkan celah hukum
kita yang hanya mengganjar anak dengan hukuman separuh orang dewasa,” ungkap
Mensos yang sempat mengunjungi dan meresmikan Institusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL) Khatulistiwa di Kab, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sementara itu menurut
Kepala BNN Komjen Budi Waseso, negeri kita memang sudah dalam kondisi darurat
narkoba. (od/pk)***
0 Komentar