JAKARTA,
KORANTRANSAKSI.com - Adalah anggota Komisi XI DPR RI Ecky
Awal Mucharam yang menilai Indonesia harus punya kemampuan dan posisi tawar
yang kuat dalam rangka kerjasama ekonomi dengan China. Hal tersebut disampaikan
terkait Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Forum (BRF) Initiative yang
baru saja diselenggarakan di Beijing belum lama berselang.
Menurut
Ecky, insiatif China ini ada kaitannya dengan kepentingan untuk mengamankan
perdagangan luar negerinya. Targetnya bila China mampu mengamankan hubungan
ekonomi di negara-negara peserta BRF, maka diindikasikan China bisa menguasai
jalur perdagangan Asia Tenggara dan Asia Tengah yang pada akhirnya mengarah ke
Uni Eropa.
Sikap
Indonesia dalam menghadapi manuver-manuver dan kebijakan ekonomi perdagangan
blok-blok kekuatan ekonomi, sebagaimana dulu TPP dan sekarang BRF ini, kita harus
jeli memanfaatkan peluang dan jangan mau menjadi sub-ordinat para inisiator
yang tentunya memiliki kepentingan lebih besar, kata Ecky lagi di Gedung DPR
RI, Jakarta, Jumat minggu lalu.
Indonesia
sebaiknya tidak hanya menjadi subordinat yang memungkinkan jalur laut dan udara
menjadi wilayah kekuasaan China, kata politisi PKS tersebut. “Kita jangan jadi
subordinat mereka sehingga jalur laut dan udara kita dikuasai mereka. Seperti
kawasan Selat Malaka yang lebih didominasi oleh Singapura, padahal sebagian
besar masuk wilayah Indonesia,” kata Ecky yang legislator dapil Jawa Barat III
tersebut.
Pemerintah juga harus
mempertegas sikapnya terhadap masalah Laut Cina Selatan dalam hubungannya
dengan ASEAN dan juga kedaulatan Indonesia. Indonesia sepatutnya memiliki
posisi dan daya tawar yang tinggi dalam alur maritim kerjasama BRF ini. Kita
harus hati-hati, janganlah kepentingan ekonomi sesaat yang bersifat sweetener
bukan fundamental malah mengorbankan kedaulatan NKRI dalam masalah laut China
Selatan, tambahnya. (Odjie/Ak/S)***
0 Komentar