JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com - Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah
Taufan Putra Revolusi membuka diri bersama-sama dengan elemen masyarakat yang
menjadi korban ketidakadilan penegakan hukum di era rezim Joko Widodo membangun
poros kekuatan perlawanan.
Hal itu menanggapi nasib yang dialami
sejumlah elemen masyarakat termasuk ulama dan tokoh kritis yang mendapat
perlakuan yang menjurus pada pembunuhan karakter seperti yang dialami tokoh
reformasi dan cendikiawan muslim Amien Rais oleh pihak KPK.
Seperti diketahui belakangan ini nuansa
ketidaknyamanan tersebut dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Diduga
pemicunya berawal kasus penistaan agama, yang terus berkembang dan memunculkan
isyu SARA, anti keberagaman, anti NKRI dan seterusnya.
Langkah berdalih penegakan hukum, justru
terkesan dipolitisasi. Sehingga kasus yang sebenarnya sepele tidak merugikan
rakyat banyak serupa kasus medsos pornografi menjadi masalah besar karena
pelakunya seorang tokoh ormas agama.
“Kami siap membangun poros kekuatan bersama
dengan siapapun yang punya visi yang sama. Tentu saja untuk memperbaiki kondisi
bangsa yang hari ini secara ekonomi dan politik semakin tidak menentu,” kata
Taufan di Jakarta, Rabu (7/6) lalu. “Termasuk hukum yang tidak lagi berpijak
pada keadilan dan kemanusiaan. Hukum yang jauh dari nilai- nilai Pancasila,”
imbuhnya.
Dia memastikan bahwa IMM dan Muhammdiyah pada
umumnya akan melakukan gerakan perlawanan untuk mengawal Amien Rais yang dituduh
jaksa penuntut KPK menerima uang dari dana korupsi pengadaan alat kesehatan
tanpa adanya pemeriksaan terlebih dahulu.
Pihaknya akan terus mengawal Amien Rais, dan
bergerak melawan ketidakadikan. Sehingga, jika ada pembiaran, dan pembunuhan
karakter ke Amien, ini semakin menjadi-jadi, maka IMM se-Indonesia akan
bergerak, tak hanya mengawal beliau tapi memperjuangkan keadilan.
Konon pihaknya tidak hanya menuntut KPK, tapi juga
akan mencari dan mengungkap siapa aktor dibalik pembunuhan karakter terhadap Amien
Rais dan apa motifnya. (Odjie/NS/W-L6)***
0 Komentar