JAKARTA,
KORANTRANSAKSI.com - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menggelar Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis Walk In Assesment di Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (24/05/2017).
Bimbingan dihadiri oleh sekitar 300-an orang pelaku UMKM yang ada di provinsi
yang dijuluki Bumi Lambung Mangkurat ini.
Direktur Utama
Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM)
Kemas Danial mengatakan kekuatan sektor UMKM menjadi perhatian pemerintah.
Pasalnya, dari sekitar 120 juta pekerja di Indonesia, sebanyak 57 juta orang
diantaranya adalah pelaku UMKM.
"Mereka
inilah sekarang ujung tombak kita. Itulah yang harus kita sadari. Jadi bukan
konglomerat-konglomerat yang ada di wilayah Indonesia,” ujar
Kemas
Kemas menjelaskan para
pelaku UMKM di berbagai daerah termasuk Kalimantan Selatan bisa mengakses modal
lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Dana Bergulir LPDB. Kedua program
ini sekarang menjadi andalan pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung permodalan
pelaku UMKM.
Untuk KUR,
Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) memfasilitasi
pinjaman modal Rp.25 juta tanpa agunan melalui perbankan. Sementara, LPDB lewat
dana bergulirnya juga menyiapkan pinjaman modal bagi usaha produktif dengan
bunga rendah 0,2 % hingga 0,3 % per bulan. Menurutnya, dana bergulir ini
diambil sepenuhnya dari alokasi APBN yang tidak boleh disalahgunakan.
"Kalau
disalahgunakan, maka bapak-ibu akan terkena masalah hukum. LPDB telah bekerja
sama dengan Jaksa Agung sebagai pengacara negara, kerjasama juga dilakukan
dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) seluruh Indonesia. Maksudnya, bukan
menakut-nakuti tapi Kejaksaan membantu LPDB jika ada kasus wanprestasi,” tegas Kemas.
Mengenai Bimtek
bagi pelaku UMKM Kalsel, Kemas memastikan kegiatan ini bisa mendukung kemampuan
masyarakat mengakses dana LPDB dengan mudah. Kemampuan yang perlu ditambah
yakni melengkapi persyaratan pengajuan memperoleh dana seperti pembuatan
proposal yang memenuhi syarat. Diharapkan jika syarat terpenuhi, dana bisa diperoleh
dan pelaku UMKM tidak perlu takut jika ada masalah di kemudian hari.
"Tidak perlu
takut jika ada persoalan pengembalian, bisa dilakukan penjadwalan ulang
(rescheduling) dan kemudahan lainnya. Yang penting jangan melarikan diri,” pungkas Kemas.
Bukan hanya
sosialisasi dan bimbingan teknis, Direktur Utama LPDB Kemas Danial juga meminta
pemerintah daerah ambil bagian dan mampu berkreasi dalam mendorong pelaku usaha
di daerah. Khusus untuk Kalimantan Selatan, Kemas menyayangkan
ketidakhadiran pimpinan daerah seperti Gubernur atau Wakil Gubernur Kalsel
dalam kegiatan kali ini. Hal ini menjadi concern-nya karena Kalsel merupakan 10
provinsi yang menjadi fokus LPDB untuk menggenjot penyerapan dana bergulir
LPDB. Disisi lain, Kalsel saat ini menjadi 5 provinsi di Indonesia dengan
penyerapan dana LPDB terkecil.
"Semua ini
kan tergantung pemimpin, kalau pemimpinnya nggak kreatif gimana?. Kalau kami
(LPDB-red) hanya operator saja dari Kementerian Keuangan. Tapi kalau Kepala
Dinasnya tidak kreatif, ya itu urusan mereka, kira-kira begitu," pungkas Kemas
Di kesempatan yang
sama, Gubernur Kalimantan Selatan yang diwakili Asisten Bidang Ekonomi
Pembangunan Pemprov Kalsel Hermansyah mengapresiasi langkah LPDB
menyelenggarakan sosialisasi dan bimtek bagi pelaku KUMKM. Ia menjelaskan
pelaku KUMKM di Kalsel juga mengalami persoalan yang sama yakni akses
permodalan, pemasaran/pasar dan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Di Kalsel
ada sekitar 1.775 koperasi yang aktif dan membutuhkan pendampingan teknis dari
LPDB,” ujarnya.
Sementara itu, untuk
realisasi dana bergulir LPDB-KUMKM saat ini mencapai Rp. 8,1 Triliun. Di
Kalimantan Selatan realisasi dana bergulir LPDB-KUMKM mencapai Rp. 49,95 Miliar
kepada 15 Mitra LPDB-KUMKM yang tersebar di Kota Banjarmasin (Rp.44,1 Miliar),
Kabupaten Banjar (Rp. 3 Miliar), Kabupaten Kotabaru (Rp.850 juta ), Kabupaten
Tabalong (Rp. 1 M) dan Kabupaten Tapin (Rp. 1 M). (Adv)
0 Komentar