Prabowo Subianto ( Foto:dok ) |
JAKARTA
- KORANTRANSAKSI.Com -Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto mengutip prediksi para ahli di luar negeri yang menyatakan
Indonesia tidak akan ada lagi pada tahun 2030 dinilai sebuah peringatan agar
lebih waspada atau tidak meremehkan persoalan bangsa.
Wakil Sekretaris Jenderal
Partai Gerindra, Sudaryono mengaku prihatin atas tanggapan yang tidak
proporsional terhadap pernyataan Prabowo Subianto tersebut. Menurut Sudaryono,
seharusnya pernyataan Prabowo Subianto itu ditanggapi positif. "Ini kan
warning dari Pak Prabowo setelah beliau membaca informasi dari buku di luar
negeri. Mestinya kita bisa antisipasi, bagaimana agar hal terburuk seperti ini
bisa dihindari," ujar Sudaryono di Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Dia menjelaskan, penulis
buku Ghost Freet yang menjadi referensi dari pernyataan Prabowo itu juga
kredibel, yaitu PW Singer. Dikatakannya, PW Singer adalah ahli ilmu politik
luar negeri mendapatkan Ph.D dari Harvard University.
"Bersama rekannya
August Cole, mereka mencoba memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan
dalam konflik global. Agar prediksi dan perspektifnya hidup, ia tuliskan
analisanya itu dalam drama novel," paparnya.
Sepengetahuannya, penulis
buku Ghost Freet itu seorang yang sangat ahli. Novel ini bahkan menjadi
perhatian serius petinggi militer di Amerika Serikat. "Bahkan, James G Stavridis pensiunan
laksama angkatan laut Amerika Serikat, yang kini menjadi dekan di Tufts
University hubungan internasional, menyebut buku ini (novel) blue print untuk
memahami perang masa depan. Pemimpin militer di negeri Paman Sam itu mewajibkan
para tentara membacanya," bebernya.
Sehingga, dia
berpendapat, seharusnya semua pihak berterima kasih kepada Prabowo yang sudah
memberikan peringatan agar bangsa ini bisa mengantisipasinya dengan baik dan
hal yang diproyeksikan di dalam buku itu tidak terjadi.
Dia menuturkan, tidak ada
kalimat langsung dari pidato Prabowo itu yang mengatakan seperti ramai digoreng
oleh para pengamat maupun politisi pendukung pemerintahan. Sudaryono
mengatakan, dirinya dan Prabowo tentu ingin usia Indonesia lebih dari 1.000
tahun, bahkan sampai kiamat.
"Nah ini sangat
bergantung kepada cara memimpin Indonesia. Kalau pola memimpinnya kurang tepat
seperti sekarang ya bisa kacau," tuturnya.
Sudaryono menambahkan,
Indonesia adalah negara yang kaya dan sudah menjadi incaran bangsa lain dari
zaman ke zaman. "Bangsa lain dari dulu datang ke Nusantara lho, bukan yang
kita datang ke mereka. Jadi sekali lagi kalau kita tidak mawas diri, waspada
dan buruknya tata kelola pemerintahan bisa-bisa hal itu terjadi," katanya.
Dia pun memberikan contoh
negara Uni Soviet yang digadang-gadang sebagai negara adi daya seperti Amerika
Serikat, ternyata bisa bubar dan tidak bertahan lama. "Uni soviet ini
bubar bukan karena kalah teknologi nuklir dengan Amerika Serikat, namun karena
salah kelola pemerintahan dan tingginya kesenjangan sosial," pungkasnya. TIM
0 Komentar