Menteri Keuangan Sri Mulyani (foto:dok ) |
Jakarta,
KORANTRANSAKSI.Com - Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membantah tudingan bahwa utang luar
negeri Indonesia dalam kondisi kritis. Sri Mulyani mengklaim Indonesia masih
melaksanakan disiplin fiskal sehingga rasio utang terhadap PDB (Produk Domestik
Bruto) tidak melebihi batas, sebagaimana diperkenankan dalam Undang-Undang. Namun,
meski melaksanakan disiplin fiskal, Sri Mulyani mengakui pemerintah tidak
alergi terhadap utang. Ia menyebutkan instrumen utang merupakan salah satu
pilihan kebijakan dalam mencapai tujuan pembangunan.
“Utang bukan satu-satunya instrumen
kebijakan. Ada instrumen lain yang sangat penting. Semua instrumen kebijakan
tersebut sama pentingnya dalam pencapaian tujuan pembangunan, mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keadilan,” ungkap Sri Mulyani dalam
keterangan tertulisnya, belum lama ini.
Selain utang, instrumen lain yang
dimaksud itu ialah pajak dan cukai, penerimaan bukan pajak, instrumen belanja
dan alokasinya, kebijakan perdagangan dan investasi, kebijakan ketenagakerjaan,
kebijakan pendidikan dan kesehatan, serta kebijakan desentralisasi dan transfer
ke daerah.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menilai
komentar yang hanya menyoroti soal utang tanpa melihat konteks besar dan upaya
arah kebijakan pemerintahan hanya akan memberikan analisis yang menyesatkan.
Sri Mulyani juga sempat menyinggung pernyataan yang membandingkan jumlah
nominal utang dengan belanja modal dan belanja infrastruktur.
Mantan Direktur Pelaksana Bank
Dunia itu memastikan pemerintah sudah berhati-hati dalam menggunakan instrumen
utang. Salah satunya ditunjukkan melalui pilihan-pilihan kebijakan riil yang
diupayakan sehingga perekonomian tidak mengalami kejutan dan malah membuat
mesin ekonomi jadi melambat.
Untuk itu, Sri Mulyani meminta agar
sorotan terhadap utang tidak menjadi bahan untuk membuat masyarakat resah dan
panik, apalagi digunakan untuk kepentingan politik tertentu. “Upaya politik
destruktif seperti ini sungguh tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang baik
dan membangun,” kata Sri Mulyani. ( Zik)
0 Komentar