Di awal kemerdekaan
Republik Indonesia (RI), banyak sekali suku Minangkabau yang berperan di
berbagai bidang. Misalnya Mohammad Hatta yang sering dipanggil Bung Hatta
dikenal sebagai tokoh proklamator dan Pahlawan Nasional. Peristiwa yang tidak
dapat dilupakan, bagaimana Bung Karno menolak permintaan tokoh pemuda
membacakan Proklamasi tanpa kehadiran Bung Hatta.
“Tidak, saya tidak akan
membacakan Proklamasi sebelum Hatta datang. Bung Hatta memang agak terlambat
datang ke rumah Bung Karno, di Pegangsaan Timur 56 Jakarta (Sekarang Jl1.
Proklamasi). Setelah Bung Hatta hadir, kemudian dibacakan teks Proklamasi yang
malamnya telah dirumuskan di rumah Laksamana Muda Jepang Maeda. Sekarang, rumah
Maeda dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jl. Imam Bonjol No. 1
Jakarta Pusat. Juga Sjahrir yang pernah menjadi perdana menteri RI.
Selain itu, di bidang
Sastera tercantum nama-nama seperti Marah Rusli (Roesli) dan terkenal dengan
buku karangannya, “Siti Nurbaya.”
Itu adalah sebuah
kebanggaan, sekaligus kehormatan. Bukan hanya itu saja yang menjadi kebanggaan
masyarakat Minangkabau, tetapi juga bagi kita bangsa Indonesia. Kebanggan yang
akan mengingatkan kita tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejumlah nama selain
Marah Rusli (Roesli), ada pula nama-nama seperti Abdul Muis, Idrus, Hamka, dan
A.A Navis yang berkarya melalui penulisan novel. Nur Sutan Iskandar tercatat
sebagai penulis novel Indonesia yang paling produktif serta beberapa penulis
asal Minang lainnya. Chairil Anwar dan Taufiq Ismail berkarya lewat penulisan
puisi.
Sutan
TaqdirAlisjahbana, novelis sekaligus ahli tata bahasa Indonesia, melakukan
modernisasi bahasa Indonesia hingga bisa menjadi bahasa persatuan nasional.
Novel-novel karya
sastrawan Minang seperti “Siti Nurbaya, ” Salah Asuhan”, “Tenggelamnya Kapal
Van Der Wijk”, “Layar Terkembang”, dan “Robohnya Surau Kami,” telah menjadi
bahan bacaan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia.
Di bidang jurnalis yang
ikut pula melakukan pengembangan bahasa, antara lain, Djamaluddin Adinegoro,
Rosihan Anwar, dan Ani Idrus. Di samping itu, Abdul Rivai yang dijuluki
Perintis Pers Indonesia, Rohana Kudus yang menerbitkan “Sunting Melayu”,
menjadi wartawati dan pemilik koran pertama di Indonesia.
Tuanku Abdul Rahman,
salah seorang Tokoh Minang yang berpengaruh di Malaysia. Selain itu, di bidang
politik, tokoh asal Minang, banyak yang menjadi motor perjuangan. Selain Bung
Hatta dan Sjahrir, sebut saja, Tan Malaka yang terpilih menjadi wakil komunis
Se-Asia Tenggara. Muhammad Yamin, pelopor Sumpah Pemuda, Natsir, Agus Salim,
Jahja Datoek Kajo dan Abdoel Moeis, politisi yang paling vokal di dewan
“voksraad” bentukan Belanda.
Yang lainnya menjadi
pimpinan parlemen, Chairul Saleh dan puluhan lain jadi menteri, antaranya,
Azwar Anas, Fahmi Idris, Emil Salim. Bahkan, masa Demokrasi Liberal, parlemen
didominasi politisi Minang. Pimpinan dan pendiri partai oleh politisi Minang,
sebut saja PARI dan Murba yang didirikan oleh Tan Malaka, Partai Sosialis
Indonesia oleh Sutan Sjahrir, PNI Baru oleh Muhammad Hatta.
Selanjutnya, pengusaha
sukses juga banyak berasal dari Minang, seperti Abdul Latief, Basrizal Koto
(pemilik peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara), Hasyim Ning (pengusaha
perakitan mobil pertama di Indonesia) dan tuanku Tan Sri Abdullah (pemilik
Melewar Corporation Malaysia). Orang Minang juga sukses di jagad hiburan, baik
sutradara, pemeran dan penyanyi.
Sutradara, di antaranya
Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, Asrul Sani dan Arizal. Film-film karya sineas
Minang, seperti “Lewat Djam Malam”, “Gita Cinta dari SMA”, “Naga Bonar”,
“Pintar Pintar Bodoh” dan “Maju Kena Mundur Kena”, menjadi film terbaik dan
banyak digemari penonton.
Pemeran dan penyanyi
Minang yang terkenal, seperti Ade Irawan, Dorce Gamalama, Eva Arnaz, Nirina
Zubir, Titi Sjuman, Jajang C Noer, Soekarno M. Noor, dan putranya Rano karno
telah menghasilkan produksi serial terlaris seperti si “Doel Anak Sekolahan. “
Di luar negeri, konstribusi orang Minang juga dikenal.
Sejarawan dari
Minangkabau yaitu Alfian dan Asvi Warman Adam. Di Kepolisian yang pernah
menjadi Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) yaitu Awaloedin Djamin.Di bidang
militer, yaitu Letjen (Purn) Rais Abin. Di usianya menuju 92, beliau masih
dipercaya menjadi Ketua Umum Legiun Veteran RI (LVRI). Ketika masih berpangkat
Mayor Jenderal, Rais Abin dipercaya menjadi Panglima Pasukan PBB di Timur
Tengah.
Di Malaysia dan
Singapura, antara lain Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agung pertama
Malaysia), Yusof bin Ishaq (presiden pertama Singapura), Zubir Said (Komposer
Lagu Kebangsaan Singapura, “Majulah Singapura”), Sheikh Muszaphar Shukor
(Astronot pertama Malaysia), Tahir Jalaluddin Al-Azhari dan Adnan bin Saidi. Di
negeri Belanda, Roestam Effendi menjadi satu-satunya orang Indonesia yang
pernah duduk di parlemen Belanda.
Ahmad Khatib
Al-Minangkabawi, orang non Arab yang pernah menjadi Imam Besar Masjidil Haram,
Mekah. Keberhasilan yang disebutkan, karena orang Minangkabau terkenal denga
pekerja keras. Baik dalam pemikiran maupun bidang lainnya. Itu juga erat dengan
kebiasaan orang Padang (Minang) yang gemar merantau, sehingga semangat untuk
merubah nasib sangat tinggi. Kita hanya berharap untuk ke depan, banyak putera
puteri Minangkabau berperan di berbagai bidang, baik nasional maupun
internasional.
0 Komentar