Jakarta,
KORANTRANSAKSI.Com - Jari mu Harimau mu, istilah ini
menggambarkan betapa ‘dahsyat’nya efek media sosial bagi kehidupan pribadi dan
publik jika digunakan sembarang. Lewat medsos kita bisa jadi jutawan, namun
karena medsos juga banyak orang masuk
penjara.
Acara yang digagas
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya diikuti ratusan siswa SMAN 4 Tangerang
Selatan dengan menghadirkan sejumlah nara sumber, diantaranya, Cipto Rustianto
(XL Axiata), Kesit B. Handoyo (PWI Jaya), Iqbal Irsyad (PWI Jaya), John Paul
Ivan (Musisi) dan Diah Ayu Lestari (Finalis Putri Indonesia) dan Kompol Arman
S.I.K Msi.
Perkembangan teknologi
digital dan Internet menjadikan informasi yang bersumber dari media sosial maupun
media digital berbasis internet kian
bergerak bebas. Tinggal klik, ketik dan upload, tulisan kita akan dibaca ribuan
hingga jutaan warga internet.
Kondisi ini secara
langsung berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, baik yang bersifat
positif maupun negatif . Apa yang terjadi di dunia maya berpengaruh terhadap
dunia nyata, begitupun sebaliknya. Karena
kehidupan di dunia maya dan dunia nyata menjadi tidak ada sekat.
Menurut lembaga riset
pasar e-Marketer, populasi netter tanah air mencapai 83,7 juta orang pada 2014.
Prediksi pada tahun 2017 meningkat menjadi 112,6 juta. Terus bertambah menjadi
123 juta pada tahun 2018. Besarnya pertambahan pengguna internet setiap
tahun, menunjukkan bahwa internet sudah
menjadi kebutuhan pokok dalam gaya hidup, bahkan diperkirakan menjadi point of
view atau pandangan hidup.
Situasi ini menuntut
kita harus cerdas menyaring berita, mana yang bersifat informasi positif dan
mana yang bersifat negatif, atau bahkan
hoax. Baik melalui konten berbentuk tulisan,
foto maupun video.
Hal yang nyata
mempengaruhi kehidupan kita saat ini adalah berkembangnya berita hoax di tengah
maraknya informasi yang berseliweran. Konten-konten hoax biasanya berisi
provokasi, propaganda, perpecahan hingga ujaran kebencian. Konten tersebut
sangat mudah ditemui di jagad maya yang serba bebas ini.
“Penting bagi kami
terutama PWI Jaya untuk mengadakan Workshop
yang diperuntukkan bagi generasi milenial semacam ini, sebagai bentuk
tanggung jawab moral tatas terjadinya penyebaran berita hoax. Sebab boleh jadi
dengan perkembangan teknologi termasuk internet seseorang bisa dijeboskan
kedalam penjara kalau kita salah menggunakannya. Sebaliknya bisa menjadi orang terkenal bahkan
jutawan kalau pintar menggunakannya,” jelas Irish Riswoyo Ketua PWI Jaya Sie
Musik dan Lifestyle.
Lebih jauh Irish
menambahkan, dengan ketersediaan intenet, jari-jari kita seolah bisa menjadi
salah satu penentu masa depan seseorang. “Kalau dipergunakan buat menyebar hoax
maka akan berujung pada kasus hukum,
namun jika dipergunakan dengan bijak dan cerdas, boleh jadi bisa membuat
seseorang menjadi terkenal atau bahkan menjadi jutawan,” tambah Irish.
Dalam kesempatan yang
sama Cipto Rustianto (Corporate Communications XL Axiata) menyampaikan
pentingnya berinternet secara bijak dan sehat.
“Kalian semua para
generasi milenial ini pada tahun 2030 hingga tahun 2040 nanti akan menggenggam
kepemimpinan bangsa ini. Oleh karena itu jangan sampai terjebak dengan bermedia
sosial yang negatif. Sebab konten di medsos anda akan berpengaruh dengan nasib anda kedepan. Termasuk ketika akan melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Jadi
hati2 dalam memberikan konten di medsos yang kalian punya,” jelas Cipto
Rustianto.
Pelatihan ini sangat
penting bagi siswa. Manfaatnya selain akan menambah ilmu pengetahuan dan
informasi positif bagi mereka, juga
berguna untuk meminimalisir penyebaran berita Hoax atau ujaran kebencian
melalui akun media sosial yang bisa berujung maut.
“Sangat penting untuk
diketahui sejak dini buat para siswa SMA tentang bahayanya berita hoax,
sehingga dia bisa mengenali kemudian tidak menyebarkan berita hoak dan ujaran
kebencian. Saya lihat mereka serius
mengikuti jalannya workshop hingga akhir kegiatan karena mereka betul-betul
ingin tahu tentang materi-materi yang
akan disampaikan para nara sumber seputar bahaya menyebarkan berita hoax. Mudah
mudahan kegiatan positif dan edukatif seperti ini diikuti oleh SMA lain,” papar
Kompol Arman S.I.K Msi.
Masih dalam kesempatan
yang sama kepala sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan Suhermin S.pd.M.si sangat
mengapresiasi kegiatan yang digagas dan dilaksanakan oleh PWI Jaya Sie Musik
dan Lifestyle ini.
“Luar biasa, ini adalah
kegiatan yang sangat bagus jarang sekali ada kegiatan yang isinya mencerahkan
seperti ini, dengan adanya kegiatan seperti ini para siswa/siswi mendapat
pengalaman baru, dan mereka akan lebih berhati hati atau bijak menggunakan
media sosial. Kegiatan seperti ini harus ditularkan kepada sekolah sekolah
lain. Terima kasih buat bapak- bapak dari PWI yang telah melaksanakan workshop
yang edukatif ini,” jelas Suhermin.
Sementara itu, Diah Ayu menyatakan kegiatan ini sangat
penting karena beruguna bagi generasi milenial saat ini untuk masa depan. “Kita
harus mengajarkan dan menanamkan sejak dini akan pentingnya menggunakan media
sosial secara positif agar bisa membantu masyarakat di sekitarnya,” ujar Diah.
Selama ini Diah Ayu
sudah sering mengkampanyekan tentang bermedia sosial yang sehat. Dia menghimbau
adik-adik siswa SMA 4 ini agar menggunakan media sosial untuk advokasi sehingga
bisa membantu masyarakat di sekitar kita melalui sosial media yang kita punya,”
harapnya.
Seperti advokasi yang
sudah dia lakukan, yaitu whatcha buku dengan emberikan buku gratis kepada anak-anak PAUD. “Saya juga memberikan
pemahaman women enpowerment yang membicarakan sexual harassment, womens healt
dan juga selfie love,” ungkap Diah Ayu./**OKTA ISKANDAR/***
0 Komentar