Republik Islam Iran,
yang diwakili Dewan Garda Revolusi Iran, menurut Kantor Berita Prancis (AFP),
Senin, 8 April 2019, menuduh Amerika Serikat (AS) pendukung terorisme. Secara
terbuka baru pertama kali ini Iran mengecam AS sebagai pendukung terorisme
setelah sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Garda Revolusi
Iran sebagai organisasi teroris.
"Tindakan tidak
bijaksana dan ilegal ini merupakan ancaman terbesar atas stabilitas serta
perdamaian regional dan dunia," jelas
dewan.
Sebaliknya AS melalui
Kementerian Luar Negeri telah memasukkan organisasi seperti ISIS hingga Al
Qaeda dalam daftar teroris.
Menurut beberapa kantor
berita, sikap seperti ini merupakan kali pertama Negeri "Paman Sam"
tersebut memasukkan pasukan resmi negara lain ke dalam daftar teroris. Namun
demikian, jika memasukkan ISIS (Negara
Islam di Irak dan Suriah) dan Al Qaeda bisa dibenarkan, karena ISIS itu baru berdiri
tanggal 9 April 2013 dengan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai pendiri dan
pemimpinnya. Sementara Al-Qaeda, benar menjadi salah satu penggerak ISIS.
Awalnya datang dari Afghanistan dan mendirikan Negara Islam di Irak. Al-Qaeda
bergabung juga dengan apa yang disebut Dewan Syuro Mujahidin Irak yang terdiri
dari delapan milisi bersenjata.
Jika dikatakan baru
pertama kali AS memasukan pasukan resmi begara lain, hal itu bisa dibantah.
Coba lihat buku "Terrorist Grup Profiles," yang diterbitkan oleh
pemerintah AS, November 1988, 131 halaman sudah banyak grup yang disebut AS
sebagai Grup Teroris. Di antaranya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Keputusan Trump ini
mengingatkan kita akan berbagai serangan ke berbagai negara yang dimulai pada
bulan Ramadhan, bulan puasa. Hal ini pernah terjadi ketika AS meningkatkan
pemusuhan di Teluk Persia ketika membantu Irak dalam Perang Irak-Iran selama
delapan tahun. Waktu itu Irak ingin
merebut kota Faw dari tangan Iran. Kota Faw itu terletak di dekat Basrah di
wilayah Irak. Pertanyaannya, kenapa AS selalu melakukan serangan di bulan
Ramadhan? Apakah dikarenakan tenaga dan pikiran warga Muslim sedikit melemah
karena berpuasa?
Dalam pernyataan
resminya, Trump menjelaskan bahwa Garda Revolusi Iran merupakan alat utama Iran
dalam "menerapkan segala kampanye teror di dunia".
Ditambahkan Trump,
aktivitas Garda Revolusi Iran ( IRGC) dan sekutunya menjadi subyek sanksi AS
karena mendukung terorisme, kegiatan ilegal, maupun kekerasan terhadap HAM.
"Dipimpin
Kementerian Luar Negeri, langkah ini mengakui kenyataan Iran tak hanya merupakan
negara pendukung terorisme," kata Trump.
Dia menjelaskan Garda
Revolusi secara aktif juga mendanai, dan berpartisipasi dalam aksi teror itu
sebagai kepanjangan tangan negara.
"Jika Anda
berbisnis dengan IRGC, ketahuilah maka Anda tengah mendanai terorisme,"
ujar presiden ke-45 AS itu sebagaimana diungkapkan AFP.
0 Komentar