Muhammad Syukri sepertinya sangat bingung, setelah dia dinyatakan diterima menjadi mahasiswa UIN Imam Bonjol Program Studi Hukum Keluarga, apakah mungkin dapat melanjutkan sampai memperoleh gelar kesarjanaan.
Muhammad Syukri dilahirkan disebuah kampung di Jorong Padang Loweh 04 November 2000, berasal dari keluarga kurang mampu. Sebab kerja kedua orang tuanya seorang petani. Aayahnya bernama Rismardi yang oleh masyarakat lebih dikenal dengan panggilan Risken (Iris KeneK) sehari-hari yang bekerja sebagai petani, dan ibunya Maria Susanti sehari-hari bekerja di rumah saja.
"Alhamdulillah,
saya lulus sebagai calon mahasiswa di UIN IB Padang Prodi Hukum Keluarga. Akan tetapi, keluarga saya tidak punya biaya untuk mewujudkan mimpi itu, keluh Sukri. Lebih lanjut ujar Syukri, sedangkan untuk tamat MAN itu saja, saya dibiayai oleh umat
dengan profesi keseharian sebagai gharim (marbot-red)," terang Syukri kepada awak media.
Awalnya Syukri merasa ragu-ragu dan sebaiknya memilih
mundur tidak melanjutkan studi di UIN Imam Bonjol Padang karena tidak memiliki
dana. Oleh Bapak Alfhia Parma yang merupakan
presidum KAHMI MD Limapuluh Kota, memaksakan untuk mencarikan jalan keluarnya agar Syukri tetap dapat melanjutkan kuliahnya. Sehingga Sayukri akhirnya meneguhkan niat untuk
melanjutkan pendidikan dengan segala keterbatasan, Syukri bertekat menunjukan kepada Masyarakat Kabupaten Limapuh Kota khususnya, Umumnya Sumatera Barat, walau dengan biaya memperoleh dari bantuan dari orang dan tinggal
di mesjid selama kuliah di Padang akan dijalankanya, demi menggapai cita-citanya.
Alfhia Parma, Prisidium
KAHM MD LimapuLuh Kota yang selalu mendampingi Syukri menjelaskan,
"Syukri itu sangat berpotensi dan wajib rasanya mendapat perhatian kita agar dia dapat terus melaksanakan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
Jangan kita berpangku tangan membiarkan figur potensial ini untuk terhenti menuntut ilmu karena tidak punya biaya, tidak boleh kemiskinan menghacurkan cita - cita generasi muda Limapuluh Kota, oleh sebab itu Syukri perlu kito pasamokan agar bisa terus melanjutkan pendidikan. Semoga Muhammad Syukri, bisa kuliah guna mencapai cita citanya, berharap sumbangsih dari para dermawan, cadiak pandai, dan tokoh masyarakat Minang di Perantauan dimanapun berada. Adakah peluang seperti Muhammad Syukri dapat menjadi perhatian? Semoga. (TIM)
Jangan kita berpangku tangan membiarkan figur potensial ini untuk terhenti menuntut ilmu karena tidak punya biaya, tidak boleh kemiskinan menghacurkan cita - cita generasi muda Limapuluh Kota, oleh sebab itu Syukri perlu kito pasamokan agar bisa terus melanjutkan pendidikan. Semoga Muhammad Syukri, bisa kuliah guna mencapai cita citanya, berharap sumbangsih dari para dermawan, cadiak pandai, dan tokoh masyarakat Minang di Perantauan dimanapun berada. Adakah peluang seperti Muhammad Syukri dapat menjadi perhatian? Semoga. (TIM)
0 Komentar