Hari ini, Kamis, 2
April 2020, saya membaca buku : " Zulfikar Ali Bhutto, Aku Bukan
Koruptor." Buku ini awalnya disusun dalam bahasa Inggris, berjudul:
"Zulfikar Ali Bhutto is I am assassination." Bulan April ini,
tepatnya, 4 April 1979, Bhutto menghembuskan nafas terakhir di Central Jail Rawalpindi, Pakistan, dihukum
gantung.
Berarti jika membaca
buku ini, bangsa Indonesia tidak merasa terkejut, jika Presiden Pertama
Republik Indonesia, Bung Karno, juga
meninggal dunia ketika berada dalam tahanan rumah. Juga yang terjadi dengan
Presiden Irak, Saddam Hussein, yang
meninggalnya di tiang gantungan. Iya, itulah politik.
Zulfiqar atau Zulfikar
Ali Bhutto, lahir di Larkana. Ia adalah
politikus Pakistan yang pernah menjabat sebagai Presiden dan Perdana Menteri
Pakistan ( 20 Desember 1970-Juli 1977). Pada tahun 1977, Zulfikar Ali Bhutto
dikudeta militer dengan tuduhan pembunuhan politik di tahun 1974. Ia dihukum
gantung 4 April 1979.
Lahir: 5 Januari
1928, di Ratodero, Pakistan. Memiliki beberapa anak, tetapi anaknya yang
pertama (perempuan), Benazir Bhutto juga menjadi Perdana Menteri Pakistan, 2
Desember 1988-6 Agustus 1990 dan kembali menjadi Perdana Menteri Pakistan, 19
Oktober 1993-5 November 1996. Pada waktu menjadi Perdana Menteri Pakistan, 2
Desember menjadi perempuan pertama yang memimpin sebuah negara Islam.
Kemudian, pada 6
Agustus 1990, Presiden Ghulam Ishaq Khan, didukung angkatan bersenjata, memecat
Benazir. Hal itu tidak berlangsung lama, karena pada 19 Oktober 1993, Benazir
Bhutto terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Pakistan. Tanggal, 5 November
1996, ia kembali dipecat oleh Presiden Farooq Ahmed Leghari. Nasibnya juga
menyedihkan, karena ia dibunuh pada 27 Desember 2007, di Rawalpindi, Pakistan.
Sekarang, sejak 2018,
Pakistan memiliki perdana menteri bernama Imran Khan Niazi. Ia adalah politikus
dan pemain kriket Pakistan yang terkemuka. Ia menjadi kapten tim kriket
Pakistan dari 1971 hingga 1992 dan menjuarai Piala Dunia Kriket 1992. Pakistan
pun tidak terlepas dari mewabahnya virus corona.
Dikutip dari BBC,
banyak warga Pakistan yang berhenti di luar untuk menawarkan makanan, uang,
atau amal lainnya kepada orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Ketika
memberikan bantuan, mereka sering disertai dibarengi dengan kalimat
"Berdoalah agar (virus corona) segera berakhir."
Ketika sebuah negara
memutuskan untuk menetapkan karantina nasional, maka akan ada orang-orang yang
terdampak besar atas keputusan itu, termasuk Pakistan. Banyak dari pekerja
domestik seperti pedagang kaki lima hingga tukang semir sepatu belum
mendapatkan uang dalam beberapa pekan setelah penetapan lockdown oleh
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.
"Jika kita
mematikan kota-kota ... kita menyelamatkan mereka dari corona [virus] di satu
sisi, tetapi mereka akan mati karena kelaparan di sisi lain ... Pakistan tidak
memiliki persyaratan yang berada di Amerika Serikat atau Eropa. Negara kita
memiliki kemiskinan yang parah," kata Khan mengakui kondisi negaranya
dalam pidato beberapa waktu lalu.
Meski Khan menunjukan
realita yang pahit, selalu ada harapan yang bisa lahir dari pergerakan
masyarakat sendiri. Di tengah pandemi, rakyat Pakistan bersama-sama membantu
mereka yang kurang beruntung dengan cara yang unik dan inspiratif.
Menurut survei
pemerintah baru-baru ini, bank-bank Pakistan mengumpulkan 7.377.678.000 rupee
Pakistan dalam zakat dari populasi pada 2018-2019. Namun, banyak penyaluran
zakat diberikan langsung kepada mereka yang membutuhkan, sehingga total nominal
sesungguhnya tidak didokumentasikan. Menurut penduduk Pakistan, zakat
menghilangkan kotoran dari kekayaan.
0 Komentar