"Hari Kamis ini
Chandra Motik juga dipanggil resmi. Beberapa alumni akan temani dengan jaket
kuning," ujar Taufik Bahaudin, pada hari Selasa, 14 Juli 2020 lalu
sebagaimana dikutip "rmol.id."
Dalam keterangan
tertulis Taufik Bahaudin yang diterima redaski, tidak disebutkan terkait kasus
apa pemanggilan itu.
Sejak awal disampaikan,
UI Watch adalah lembaga yang ingin mengembalikan jati diri UI sebagai kampus
perjuangan, dan akan membantu pemerintah bersama-sama seluruh elemen masyarakat
membangun bangsa dan negara.
"Kita kemarin
pesan juga ke petinggi-petinggi bahwa UI Watch terbuka, maka jangan perlakukan
yang enggak pantas dan seterusnya," ucap Taufik Bahaudin.
Untuk Kamis, saat ke
Polda Metro, lanjut Taufik Bahaudin, Chandra Motik akan didampingi sekitar 5
sampai 7 alumni dengan jaket kuning.
"Kita enggak akan
terima kalau dimainkan dengan panggilan-panggilan yang bukan urusan kita,"
tegas
Alumni Universitas
Indonesia (UI) Watch didirikan pada 2 Febuari 2020 dan dideklarasikan pada 5
Juli 2020.
Akademisi UI Taufik Bahaudin
mengatakan, Senin, 13 Juli 2020, pimpinan EO Deklarasi UI Watch dipanggil oleh
penyidik Polda Metro Jaya untuk di-BAP. Sebagai Alumnus FHUI, saya kenal
pertama kali dengan Dr. Chandra Motik
Yusuf, S.H., M.Sc adalah ketika ikut
kampanye Bakal Calon Ketua ILUNI FHUI 2008-2011di Bugs Café, Pondok
Indah, pada hari Kamis, tanggal 10 Juli 2008.
Acara tersebut dihadiri
oleh alumni FHUI dari berbagai angkatan. Adapun lima calon ketua ILUNI FHUI
yang terdaftar yaitu, saya sendiri, Dasman Djamaluddin, S.H., M.Hum, Dr.
Chandra Motik Yusuf, S.H., M.Sc, Asrul Harun, S.H., M.Kn, Gandjar Laksmana
Bonaprata Bondan, S.H., M.H. dan Chudry Sitompul, S.H., M.H.
Akhirnya yang terpilih
adalah Chandra Motik. Beberapa tahun berikutnya setelah menyelesaikan tugasnya
sebagai Ketua Iluni FHUI, ia terpilih sebagai Ketua Iluni UI. Oleh karena itu,
di lingkungan Iluni FHUI dan Iluni UI, namanya tidak asing lagi. Chandra Motik
merupakan nama yang familier di telinga namun siapakah Chandra Motik?
Ia adalah sosok
perempuan feminim tercantik di antara kelima kandidat tentunya karena ia
merupakan satu-satunya kandidat perempuan waktu kampanye Ketua Iluni FHUI waktu
itu, yang terkenal dengan rambutnya yang indah. Chandra Motik bekerja sebagai
penasehat ahli kepala staf TNI AL bidang maritim dan hukum dan sebagai legal
consultants law firm miliknya.
Kita akui, sejauh ini
banyak beragam peristiwa yang terjadi menyangkut anak UI. Sebagai contoh di
tahun 2018, mengenai UI meminta maaf
kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait aksi kartu kuning yang diacungkan
Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa. UI berharap kejadian tersebut tak terulang
sekaligus memanggilnya untuk meminta penjelasan.
“Kami berharap
aksi-aksi kekritisan dapat disampaikan, ada wadahnya ada forum yang tepat,
dengan demikian UI menyesalkan kejadian itu. Kami sebetulnya minta maaf ke pak
Presiden atas kejadian ini dan berbesar hati melihat kondisi semangat dari anak
ini,” kata Direktur Kemahasiswaan UI waktu itu, Arman Nefi di Balairung, Depok,
Jawa Barat, Sabtu 3 Februari 2018.
Pihak kampus kuning itu
belum menjatuhkan sanksi terhadap Zaadit. UI akan memanggil yang bersangkutan
untuk dimintai klarifikasi.
“Saya juga akan ketemu
dulu karena… tentu karena kami menyesalkan kejadian ini ya,” ucap Arman.
Arman yakin peristiwa
ini tak disusupi agenda politik. Ia mengatakan, aksi ini murni inisiasi BEM UI.
“Iya saya yakin BEM,
tapi cara penyampaiannya kurang tepat,” katanya.
UI menyesalkan aksi
yang dilakukan Zaadit. UI berharap kejadian serupa tak terulang, apalagi hal
itu terjadi dalam forum resmi.
“Kami dari UI
menyesalkan sekali kejadian seperti itu nggak baik dan nggak elok untuk seorang
calon sarjana di tengah acara yang sangat resmi lakukan aksi seperti itu. Kami
berharap aksi-aksi kekritisan dapat disampaikan, ada wadahnya ada forum yang
tepat, dengan demikian UI menyesalkan kejadian itu,” jelas Arman.
Arman mengatakan, UI
mempersilakan mahasiswanya untuk bersikap kritis. Asalkan, kata Arman, kritis
tersebut pada tempat dan waktunya.
“Kalau kritis, oke saya
berikan peluang. Oke kalau Anda nggak kritis bukan mahasiswa juga perlu
dikritisi. Tapi cara kita orang timur kalau kritis ada tempatnya juga di forum
yang lagi apa namanya cukup formal dan itu undangan dan lambang negara terus
kita lakukan seperti itu. Jadi kalau kritis silakan, tapi tempatnya harus
dilihat,” ucap Arman.
“Harapan saya, kejadian
seperti ini jangan diulang lagi, ini ibaratnya mencoreng muka kita sendiri,
nggak bagus. Sebenarnya sudah dengan protokol presiden bisa atau nggak
anak-anak ini bertemu dengan presiden untuk menyerahkan hasil kajian,
biasanya last minute 'kan ya, ternyata boleh,” ucap Arman.
Aksi ‘kartu kuning’ ini
dilakukan setelah Jokowi menyampaikan orasi ilmiahnya pada acara Dies Natalis
ke-68 UI di Balairung, Depok, Jabar, Jumat 2 Februari 2018. Zaadit langsung
dihalau Paspampres yang berada di lokasi.
Sebagai Iluni FHUI dan
FIB UI, memang saya sering menyaksikan dari dekat perkembangan di kampus
perjuangan itu. UI selama ini dianggap sebagai kampus perjuangan yang selalu
tampil mengawali perubahan di Indonesia. Jatuhnya Presiden Soekarno dan
Soeharto pun diawali di kampus perjuangan ini.
Memang harus diakui,
tidak selalu mahasiswa atau Iluninya bersatu dalam mencapai tujuan. Hal ini
misalnya terlihat dari dukungan hak angket di DPR baru-baru ini. Jaket kuning
terpecah dua. Di kampus UI, Depok, kita saksikan mahasiswa dan alumni UI
menentang hak angket. Di DPR, terlihat pula kehadiran Alumni UI yang mendukung
hak angket.
Memang benar, jika
perguruan tinggi sudah mengarah ke bidang politik, maka sudah tentu mahasiswa
dan alumninya terpecah dua. Pro dan kontra atas gagasan yang dikemukakan.
Mahasiswa dan Alumni UI harus merenungkan hal ini. Bersatulah demi
mengembangkan ilmu dan teknologi yang sedang dan sudah dipelajari.
Benar ucapan Presiden
Jokowi dalam pidato Dies Natalis Ke-68 UI, Depok, Jumat, 2 Februari 2018, bahwa
ketika kita tak mampu mengikuti perkembangan dan perubahan, banyak yang
tergilas.
Pernyataan Presiden ini
menurut saya benar, kita meskipun sudah dianggap maju di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi jauh tertinggal dari Republik
Rakyat Tiongkok yang kemerdekaannya belakangan dari kita.
0 Komentar