Sekretaris Gugus Tugas Covid-19. Kota Cilegon, Ir Erwin Harahap ( Foto:dok) |
Cilegon, KORANTRANSAKSI.Com - luruh pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Cilegon, Selasa (4/8/2020) mulai belajar tatap muka. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka ini wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Selain di Kota Cilegon,
sebanyak 6 SMP di Kabupaten Lebak juga akan menggelar KBM tatap muka mulai
tanggal 18 Agustus 2020. Dindikbud setempat menyatakan, ke-6 SMP itu berada di
wilayah hijau yang berarti wilayahnya beresiko rendah dalam penularan Covid-19.
Sedangkan di Kota
Serang, para pelajar hingga SMP masih menerapkan belajar di rumah hingga
tanggal 15 Agustus 2020. Dindikbud Kota Serang masih belum menerapkan KBM tatap
muka, karena khawatir sekolah menjadi klaster baru penyebaran Covid 19.
”Benar, kami sudah
melakukan komunikasi dengan Forkompimda saat open house Idul Adha. Senin ini
(3/8/2020), kami akan melakukan uji coba dan chek kesiapan oleh pengawas Dindik
Kota Cilegon serta pemberitahuan resmi pada walimurid,” kata Ismatullah, Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon yang dihubungi via WA.
Dia mengatakan, pihaknya sangat hati-hati dalam menerapkan KBM tatap muka. Dia
tidak menginginkan KBM menjadi salah satu klaster dari pandemic virus di
Cilegon.
“Ini merebaknya
aspirasi di Medsos tentang keinginan masyarakat untuk Dindik agar
menyelenggarakan KBM tatap muka. Selain itu juga sejumlah fasilitas umum sudah
memulai aktivitasnya dan kami juga harus meminta dukungan dari berbagai pihak
untuk melaksanakan KBM tatap muka di sekolah,” ujarnya.
Kadindikbud Kota
Cilegon menambahkan, pihaknya sudah melaksanakan monitoring dan evaluasi ke
sekolah Paud, TK,SD dan SMP.
“Kami sudah
melaksanakan monitoring ke berbagai sekolah-sekolah. Hasilnya sudah sangat
bagus. Sekolah menerapkan protocol kesehatan pada saat penerimaan siswa baru.
Kemudian juga, sekolah disemprot dengan disinfektar,” katanya.
Ismatulloh mengatakan,
rencananya KBM tersebut tidak lama, hanya sekitar 1-2 jam. Kemudian pada awal
September akan dilakukan evaluasi. “Kalau hasilnya bagus, akan kami teruskan
dengan penambahan jam belajar,” tuturnya.
Sementara itu
Sekretaris Gugus Tugas Covid-19. Kota Cilegon, Ir Erwin Harahap mengatakan,
pihaknya sudah ikut serta membantu proses KBM dengan melakukan penyemprotan
disinfektan ke sekolah-sekolah.
“Untuk pelaksanaan KBM
tatap muka, kajian protocol Covid-19 sudah kami lakukan. Untuk protocol Covid
nanti akan diatur sedemikian rupa. Misalnya jumlah murid yang biasanya 30
siswa,menjadi 15 siswa. Pembelajaran berapa lama selama 1 bulan, dan yang akan
mengawasi dari tim kesehatan,” ungkapnya.
Sebanyak 6 SMP Negeri
di Lebak akan memulai kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka mulai 18
Agustus. Enam sekolah tersebut dinilai berada di zona hijau dan bisa menerapkan
belajar seperti biasa.
Kepala Dinas Pendidikan
Lebak Wawan Ruswandi mengatakan, pihaknya sudah membahas rencana pembukaan 6
sekolah di 6 kecamatan yang dinilai memiliki risiko kecil penularan virus
Corona. Gugus tugas penanganan COVID-19 sendiri sudah memberikan rekomendasi
dan izin.
Keenam sekolah yang
akan belajar tatap muka antara lain SMPN 5 Leuwidamar, SMPN 3 Bojongmanik, SMPN
3 Cirinten, SMPN 1 Cigemblong, SMPN 6 Gunung Kencana dan SMPN 3 Sobang.
“Mudah-mudahan paling
lambat 18 Agustus kita coba ya, gugus tugas sudah membahas dan sudah
rekomendasikan karena daerah itu relatif aman, risikonya kecil,” kata Wawan.
Meskipun dicoba untuk
belajar tatap muka, kegiatan belajar akan diatur menggunakan sistem pengaturan
waktu. Maksimal siswa yang hadir adalah 50 persen dari jumlah siswa.
Dengan cara itu, pihak
sekolah bisa membagi kelas belajar. Siswa kelas VII misalkan masuk dihari
Senin, maka siswa kelas VIII atau IX masuk keesokan harinya dan begitu
seterusnya. Pembagian ini dibuat agar tidak ada potensi penyebaran virus di
lingkungan sekolah.
“Waktunya akan digilir,
tergantung sekolah dan semoga tidak ada kasus,” tambahnya.
Wawan menambahkan,
berdasarkan SKB Menteri soal pembukaan sekolah, kegiatan belajar khusus untuk
tingkat SD akan dibuka 3 bulan kemudian setelah masa transisi. Sejauh ini,
pihaknya masih akan mengujicobakan tatap muka untuk setingkat SMPN di 6
kecamatan di atas. ( Daeng Yus)
0 Komentar