Jakarta,
KORANTRANSAKSI.Com – Kondisi pelaku usaha mikro, kecil,
menengah (UMKM) yang sangat turun drastis dan sangat terpukul akibat pandemic
Covid-19 ini. Melansir data Kementerian Koperasi dan UKM, Ikhsan mengatakan,
jumlah UMKM di Indonesia sejak 2017 sebenarnya terus menunjukan progres
peningkatan.
Pada 2017, jumlah UMKM
tercatat ada sekitar 60,4 juta unit. Jumlahnya bertambah menjadi 62,6 juta unit
pada 2018, dan semakin naik hingga 64,7 juta unit pada 2019.
"Yang menarik
tahun 2020, masa pandemi, tahun 2020 ini kami mencatat lebih kurang 30 jutaan
UMKM dampak pandemi akhirnya jatuh, akhirnya bangkrut," ujar Ikhsan.
Ikhsan menyatakan,
sejak 2020 hanya tersisa sekitar 34 juta unit UMKM yang masih bisa bertahan
dari terpaan krisis pandemi. Akibatnya, kontribusi UMKM pada Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia pun otomatis menyusut.
"Tahun 2020 hanya
tinggal sekitar 34 juta unit. Dan memang dari sisi kontribusi PDB juga yang
tadinya 2019 kami dari UMKM memberikan kontribusi pada negara sekitar 60
persen, tapi di 2020 kami enggak mampu karena kami enggak mampu bertahan,"
ungkapnya.
Menurut dia, kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada pertengahan 2020 lalu juga sangat
memukul pelaku UMKM. Pasca pemerintah mulai menggantikan PSBB dengan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Ikhsan mula bersyukur.
"Sebenarnya akhir
tahun 2020 kami bangkit, tapi PSBB lagi, jadi kami turun lagi. Kemarin saya ke
Bali, itu lumpuh total UMKM pariwisatanya. Jadi kebijakan pemerintah
berpengaruh pada UMKM," kata Ikhsan.
Dia lantas berharap
pemerintah semakin menaruh mata pada UMKM yang terkapar akibat pandemi. Oleh
karenanya, ia menyambut baik kampanye benci produk asing yang digaungkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena itu akan buka peluang masyarakat beralih
ke produk UMKM.(ZIK/TIM)
0 Komentar