Jakarta, KORANTRANSAKSI.Com - Marullah Matali sosok yang tidak asing lagi bagi warga DKI Jakarta. Pria yang lahir dan besar dilingkungan Betawi ini menjadi aset asli putra daerah. Melatar belakangi sosok pria yang kini menjabat sebagai Sekda DKI Jakarta, Marullah berusaha maksimal utk merangkul dan menyelaraskan semua elemen dan unsur yang ada.
Bahkan melalui kultur
budaya, dikatakan Marullah melalui pesan singkatnya kepada Ketum FWJ – Indonesia,
Jakarta itu kental dengan adat budaya dan sangat agamais. Oleh karenanya ia
memiliki prinsip untuk mengembangkan karirnya melalui PNS di Pemprov DKI
Jakarta.
Jelang Pemilihan ketua
Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, sosok Putra Betawi satu ini pun mulai
diperbincangkan sebagai salah satu calon dari beberapa kandidat Ketua PWNU DKI.
Berbagai elemen masyarakat, Seperti halnya Konferensi Wilayah (Konferwil), MWC
se-Jakarta Utara (Jakut), Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia, Koalisi
Peduli Jakarta (KPJ), Forum Wartawan Peduli Jakarta (FWPJ), Perkumpulan Orang
Betawi (POB), dan Semangat Kebangkitan Tambora (SKT) turut mendoakan kepada
Marullah Matali.
Menyikapi persepsi
tersebut, Ketua Tanfidziyah MWC NU Penjaringan, KH Asep Misbah menyatakan,
Marullah adalah putra NU Betawi. Begitu juga dengan dirinya yang juga sebagai
Ketua Tanfidziyah MWC NU Tanjung Priok Ustadz Daniel Abadi.
“Kami mendoakan H.
Marullah Matali untuk menjadi ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, disamping
beliau adalah seorang birokrat beliau juga ulama,
Selain itu, KH. Ahmad
Sahal Malik yang menjabat Ketua Tanfidziyah MWC NU Koja mengaku, Marullah akan
bermanfaat di NU DKI JKT ketika nanti menjadi Ketua Tanfidziyah PWNU DKI
Jakarta. Hal senada diucapkan Ustadz Ammar (Sekretaris Tanfidziyah MWC NU
Pademangan).
“H. Marullah Matali
orang yang pas untuk menjadi ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, karena
marullah di besarkan di lingkungan NU..berjuang utk NU dari dulu hingga kini
dan sangat kental dengan NU, ia juga seorang birokrat yang sukses dalam karir
di pemerintahan, sehingga kami yakin dirinya mampu menjadi tauladan yang baik
guna memajukan PWNU dan memajukan Kota Jakarta, “ulas Ustadz Ammar.
Faktanya, bukan hanya
dari kalangan NU yang mendukung Marullah untuk duduk sebagai ketua PWNU DKI, hal
ini dikatakan aktivis jurnalis yang juga sebagai ketum Forum Wartawan Jakarta
(FWJ) Indonesia Mustofa Hadi Karya atau yang biasa disapa Opan ini melalui
ketika dihubungi wartawan, Jum’at (1/4/2021) malam.
Opan yang juga putra
Betawi memberikan dukungan moril atas pencalonan Marullah menjadi Ketua PWNU
DKI, “Sesuatu hal yang baik tentunya kami dukung, dan tidak dipungkiri bahwa
Marullah adalah putra daerah yang sama seperti saya, dan saya yakin kawan-kawan
dari KPJ, POB, SKT, dan FWPJ pastinya juga mendukung Marullah sebagai Ketua
PWNU DKI Jakarta. “Kata Opan di Jakarta.
Selain itu, Ketum
Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) Amos Hutahuruk melalui pesan singkatnya menyebut
Marullah patut menjadi Ketua PWNU DKI, hal itu jelas terlihat dari sisi
pribadinya yang memang berlabel Ustadz serta kecintaannya terhadap NU yg tidak
di ragukan lagi..
“Orang Betawi seperti
Marullah memang layak menjadi tauladan, dia kan sosok putra daerah , yang
dimilikinya hanya berkepentingan memajukan DKI Jakarta Amos.
Lebih rinci Amos mengatakan
bahwa ormas keagamaan NU adalah organisasi elite, bahkan beberapa kader parpol
mulai gerilya ingin merebut kursi Ketua NU DKI. Sebut saja Wakil Ketua MPR Dr
KH Jazilul Fawaid dari PKB dan Nusron Wahid (Golkar) serta Syarief dari DPRD
DKI Fraksi Gerindra.
Perhelatan merebut
kursi Ketua PWNU DKI Jakarta juga disampailan pengamat politik Miftahul Adib.
Ia meminta kepada para elit parpol agar tidak merusak NU, “Cara money politik
itukan dilakukan oleh elit parpol dan bukan para ulama. Ini akibat para politisi
kebelet mau jadi ketua NU, “tegas Adib kepada wartawan, Rabu (31/3/2021).
NU kata dia, dirusak
oleh kepentingan politik dan disusupi kader-kader partai yang akan mengambil
keuntungan. “Biasanya para kader parpol itu memakai dalih menjadikan NU lebih baik.
Menjaga khittah NU tidak berkaitan dengan parpol, “terangnya.
Dia berharap NU DKI
Jakarta dipimpin bukan dari orang parpol. “Karena NU DKI itu selalu teduh.
Janganlah direcoki oleh orang parpol dengan merusak NU, “pungkas Direktur
Eksekutif Lembaga Kajian Politik Nasional (KPN) ini. (**Okta**)
0 Komentar