Handayani gadis tuna daksa dan Anisa Septiani Zahra penderita Hidrosefalus yang alami kelumpuhan sejak lahir berharap mengharapkan bantuan dari Pemerintah (Foto:Yusvin Karuan) |
Didampingi Ibu Rosaeni,
selaku Ibu Kader di Lingkungan Temuputih RT 04/RW02, Kelurahan Ciwaduk,
Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Prov Banten, Handayani yang saat ini merupakan
salah seorang guru tetap di Skh Al Kautsar mengatakan, sebagai seorang
disabilitas jangan berkecil hati dan harus bisa mandiri agar tidak diremehkan.
"Anak berkebutuhan
khusus, juga mempunyai hak yang sama
dari pemerintah, agar bisa memperoleh apa yg dicita-citakan. Semoga pemerintah
berlaku adil. Dulu saya pernah sangat berharap sekali untuk mendapatkan bantuan
tongkat atau kursi roda, tapi alhamdulillah harapan itu saya dapatkan dari
hadiah lomba SD, dan dari teman kuliah saya,"ujar Handayani usai menerima
bantuan sembako dari Kompol H Jajang Mulyaman, Sabtu (8/5/2021).
Apa yang dikatakan
Handayani, diakui Ibu Rosaeni. Selaku Ibu Kader di Temuputih, dirinya sempat
beberapa kali mengajukan bantuan kursi roda untuk Handayani penderita
disabilitas.
"Sudah pernah
beberapa kali saya mengajukan ke pemerintah melalui Dinsos Cilegon, tapi tidak
pernah ada respon. Bahkan Handayani sempat diundang dan menghadiri pelantikan Walikota dan Wakil Walikota
Cilegon, Helldy Agustian-Sanuji
Pentamarta, beberapa waktu lalu.
"Semoga kedepan
ada perhatian untuk Handayani Handayani yang lain, atau mereka kaum
disabilitas. Karena mereka juga memiliki hak untuk memperoleh bantuan,"
harap nya.
Untuk diketahui,
walaupun lahir dari keluarga tidak mampu serta dengan keterbatasan fisik dan
motorik yang dimilikinya, namun tak menyurutkan semangat Handayani. Handayani
gadis tuna daksa warga Temuputih Rt 04/Rw02 Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan
Cilegon, Kota Cilegon ini, kini sukses mewujudkan cita-cita nya menjadi seorang
guru.
Handayani berhasil
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Untirta, jurusan pendidikan
khusus pada tahun 2020. Saat ini mengajar dan menjadi guru tetap sejak 2019 di
Sekolah khusus milik yayasan Al Kautsar di Kota Cilegon. Nasib serupa juga
dialami Anisa Septiani Zahra (14) penderita Hidrosefalus sejak bayi, dan
mengalami kelumpuhan, warga Kavling Blok E, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan
Cilegon, Kota Cilegon, Prov Banten.
Didampingi Neneknya,
Ibu Latifah mengatakan, Zahra mengalami kelumpuhan sejak lahir, memiliki
kelainan dengan mengidap penyakit hidrosefalus dan kondisi Anisa semakin
memburuk sejak kedua orangtuanya meninggal dunia.
"Pada saat usia
dua bulan ayah Anisa meninggal dunia. Kemudian, diusia dua tahun, Ibu Anisa
meninggal dunia. Dan sejak menjadi Yatim Piatu, Anisa saya yang
merawat,"ujar Ibu Latifah didampingi Ibu Irvanti seorang Ibu Kader di
Lingkungan Kavling Blok E, Kavling Cilegon.
"Sekarang ini
Zahra dengan Neneknya numpang, dan ngontrak. Alhamdulillah rejeki ada aja, tapi
memang yang sangat butuh itu untuk perawatan Zahra dan untuk kebutuhan
sehari-hari. Bahkan Zahra sudah lama belum pernah dibawa berobat lagi, sama
Neneknya,"timpal Irvanti selaku Ibu Kader.
Menurut Irvanti,
kehidupan Anisa Septiani Zahra dan sang nenek Latifa yang berstatus janda cukup
memprihatinkan, lantaran mereka juga harus menumpang pada satu-satunya anak
sang nenek Latifah, yang hidup mengontrak dengan sumber penghasilan hanya
mengandalkan berjualan mainan keliling dari suaminya.
"Ya kalau kami
dari kader sangat prihatin, karena Zahra dan neneknya membutuh biaya hidup.
Selama ini kita sudah ajukan ke Baznas dan Dinas Sosial untuk mendapat BLT.
Tapi selama ini tidak pernah mendapatkan bantuan, hanya BPJS Kesehatan saja
yang diakomodir. Pernah ada bantuan Baznas dari 2017 sampai 2019, tapi sekarang
sudah tidak ada menerima bantuan apapun dari Pemerintah,"terangnya.
Sementara itu, sebagai
wujud keprihatinan dan kepedulian, Kompol Jajang Mulyaman mantan Kapolsek Kota
Cilegon, ditemui usai memberikan bantuan sembako dan kursi roda untuk Ananda
Anisa Septiani Zahra, mengatakan pihaknya
mendapat amanah untuk menyampaikan bantuan kursi roda untuk diberikan
kepada saudara kita yang membutuhkan perhatian khusus, yaitu penyandang
disabilitas.
"Kondisi Zahra
memang demikian, untuk itu saya memberikan bantuan kursi roda supaya memudahkan
adik Zahra beraktivitas setiap harinya. Saya menghimbau kepada seluruh
masyarakat agar lebih peduli dengan kondisi warga yang kurang mampu
dilingkungannya. Karena kalau bukan kita yang peduli, mau siapa lagi yang akan
meringankan beban mereka-mereka ini," Imbuhnya. (daeng yus)
0 Komentar