Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Ali S.IP saat membuka pelatihan Barista di Kantor Kecamatan Tarik (Foto:dok) |
Sidoarjo,
KORANTRANSAKSI.com - Angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo
terbilang tinggi. Jumlahnya 288 ribu orang atau 10,98 persen. Jumlah tersebut
naik drastis semenjak pandemi Covid-19.
"Sidoarjo dengan
adanya pandemi menjadi salah satu daerah tertinggi terimbas Covid, sehingga ada
penambahan sekitar 135 ribu pengangguran baru, asalnya hanya 4,72 persen
menjadi 10,98 persen, sekarang menjadi 288 ribu," ujar Bupati Sidoarjo H. Ahmad
Muhdlor Ali S.IP dalam sambutannya saat membuka pelatihan Barista di kantor
Kecamatan Tarik, Kamis, (25/5).
Bupati Sidoarjo H. Ahmad
Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor mengatakan pelatihan keterampilan kerja semacam
ini menjadi cara baru untuk menekan angka pengangguran. Dikatakannya bekerja
buka hanya identik dengan memakai sepatu pantofel maupun berpakaian rapi.
Namun bekerja dapat
dimulai dengan hobi. Dirinya melihat banyak pemuda yang hobi nongkrong
diwarung-warung kopi. Melihat hal itu dirinya berharap para pemuda menjadi
produktif dengan mengikuti pelatihan Barista atau peracik kopi profesional.
"Terutama yang
muda-muda ini biasanya ke Warkop (warung kopi), sehingga saya harapkan kalau
bisa dirubah, bukan hanya konsumtif tapi bisa produktif lagi,"ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut
Gus Muhdlor juga mewanti-wanti kepada peserta pelatihan untuk serius
mengikutinya. Dikatakannya pelatihan seperti ini memakai anggaran daerah yang
tidak sedikit. Dirinya tidak berharap peserta pelatihan mengikuti seenaknya. Dengan
kata lain tidak tertarik pada pelatihan yang diberikan. Namun tujuannya hanya
ingin mengambil uang saku pelatihan saja.
"Pelatihan ini
arahnya untuk meningkatkan kapabilitas, upgrading diri sampeyan, ingat, orang
itu lebih bernilai ketika mempunyai skill yang tidak dimiliki orang lain, tidak
semua orang bisa menjadi Barista,"ujarnya.
Gus Muhdlor juga
menyampaikan, kedepan program pelatihan akan disesuaikan lagi dengan keinginan
masyarakat setempat. Pemkab Sidoarjo akan memberikan pelatihan sesuai usulan
yang disampaikan masyarakat. Kedepan, Pemkab Sidoarjo juga berencana memberikan
fasilitas peralatan pelatihan kepada peserta pelatihan.
"Kita berkomitmen
juga, mungkin ditahun depan pelatihan itu kalau bisa sekaligus memberikan
barangnya, jadi dirumah bisa produksi langsung, walaupun tidak semua, semisal
yang juara 1,2,3,4,5 dapat barangnya sekalian,"ujarnya.
Sementara itu Kepala
Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan angka pengangguran di
Kabupaten Sidoarjo tertinggi di Jawa Timur. Dengan pelatihan seperti ini
diharapkan angka pengangguran dapat menurun. Dikatakannya pelatihan semacam ini
dimulai awal tahun 2021. Sejak dilantiknya bupati dan wakil bupati Sidoarjo H.
Ahmad Muhdlor Ali dan H. Subandi pada bulan Februari lalu.
"Pelatihan ini
digelar untuk mewujudkan visi dan misi bupati menciptakan 100 ribu lapangan
kerja baru,"ucapnya.
Fenny berharap seluruh
peserta pelatihan nantinya dapat lulus uji kompetensi. Oleh karenanya
diharapkan seluruh peserta pelatihan dapat mengikutinya dengan sungguh-sungguh.
Sungguh-sungguh mengikuti pelatihan selama 8 hari dan dilanjutkan dengan uji
kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi atau lisensi dari BNSP (Badan
Nasional Sertifikasi Profesi).
"Kami doakan semua
lulus uji kompetensi, uji kompetensi ini uji yang terstandarisasi oleh BNSP,
rata-rata perorang biayanya tidak sedikit, antara 1 setengah sampai 3 juta
sehingga kami bermohon kepada peserta pelatihan bersungguh-sunggu
mengikutinya,"pintanya. (Rk)
0 Komentar