Jakarta,
KORANTRANSAKSI.com - Implementasi teknologi telekomunikasi 5G
menjadi langkah untuk mewujudkan akses telekomunikasi yang lebih berkeadilan
dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Menteri Komunikasi dan Informatika
Johnny G. Plate menyatakan implementasi teknologi telekomunikasi 5G juga
menjembatani kesenjangan digital, meningkatkan kemampuan dan literasi
masyarakat untuk menggunakan teknologi secara lebih adaptif.
“Tentunya juga turut
mendorong penggunaan internet yang lebih produktif dan memperkuat pertumbuhan
ekonomi nasional,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Hasil Uji Laik 5G Indosat
Ooredoo yang berlangsung virtual dari Media Center Kominfo, Jakarta, Senin
(14/06/2021).
Menteri Johnny menyatakan
Indonesia telah memasuki era 5G beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 27
Mei 2021. “Kita sama-sama menyaksikan komersialisasi yang dilakukan oleh PT.
telkomsel. Hari ini, Indosat juga telah berhasil menjadi operator
telekomunikasi berikutnya yang mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi atau
SKLO untuk komersialisasi layanan 5G,” tuturnya.
Menurut Menkominfo
pihaknya telah menerbitkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) kepada PT.
Indosat Ooredoo, Tbk untuk melakukan pengujian di Jakarta Pusat area Monas,
yakni: Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Medan Merdeka Selatan.
“Dengan diterbitkannya
SKLO 5G ini menandakan bahwa seluruh sarana dan prasarana untuk penggelaran
jaringan 5G yang telah selesai dibangun oleh PT. Indosat Tbk, secara teknis
siap dioperasikan. Khususnya akan dilakukan pada pita frekuensi 1.800 Mhz atau
1,8 Ghz dengan lebar pita 20 Mhz dalam rentang 1837,5 sampai 1857,5 Mhz,”
jelasnya.
Menteri Johnny
menjelaskan tahapan penerbitan SKLO ini dilaksanakan sesuai Pasal 4 Peraturan
Menkominfo Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. Aturan
itu merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 mengenai Cipta
Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran.
Menkominfo menjelaskan
standarisasi 5G yang telah selesai memberikan beberapa alokasi frekuensi yang
dapat digunakan untuk basic connectivity, mobile broadband speed, dan superdata
layer pada spektrum frekuensi 26, 28 dan 39 Ghz, termasuk untuk layanan fix
broadband. Menurut Menteri Johnny, Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan teknologi netral dalam
implementasi layanan 5G.
“Operator seluler memiliki kesempatan untuk memilih teknologi netral yang cocok dengan pertimbangan bisnis dan keadaan di lingkungan opeselnya masing-masing. Kami mengharapkan pilihan tersebut dapat mendukung penyelenggara layanan telekomunikasi seluler untuk mengembangkan ekosistem teknologi,” harapnya.
Dukung Transformasi
Digital
Menteri Johnny mengatakan
dengan hadirnya layanan 5G diharapkan akan berkembang dalam waktu yang tidak
terlalu lama dan akan terus diperluas berdasarkan pertumbuhan permintaan pasar
di lokasi-lokasi lainnya.
“Selain di Pulau Jawa,
penggunaan jaringan 4G juga akan diterapkan pada tempat-tempat yang menjadi
prioritas utama destinasi wisata, diantaranya seperti Danau Toba di Sumatera
Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, dan
Liupang di Sulawesi Utara. Selain itu, akan ada lokasi industri manufaktur yang
juga akan menerima jaringan 5G, serta untuk di lokasi ibu kota negara baru pada
tahun 2024 mendatang,” paparnya.
Bahkan, dalam generasi
kelima atau 5G, Menkominfo mengharapkan dapat memberikan layanan untuk
mendukung industri dan masyarakat di masa depan seiring dengan perkembangan
kecerdasan buatan atau AI, serta teknologi Internet of Things.
“Peningkatan performa
atau kecepatan akses yang tinggi (high speed), kapasitas besar (high capacity)
latensi yang rendah (low latency), serta konektivitas yang sangat banyak atau
massive connectivity merupakan target dari teknologi generasi kelima ini,”
ungkapnya.
Menteri Johnny menyatakan
Pemerintah Indonesia tetap meletakkan tulang punggung transformasi digital pada
penggelaran 4G signal di seluruh wilayah tanah air. “Karenanya, sebagaimana
yang telah disampaikan sebelumnya Kominfo melalui BAKTI akan menyelesaikan
pembangunan infrastruktur TIK di wilayah 3T di tahun 2021 dan 2022 nanti,”
tuturnya.
Di saat yang bersamaan,
Menkominfo menegaskan Pemerintah meminta agar operator seluler juga
menyelesaikan pembangunan BTS-BTS 4G sinyal 4G di wilayah-wilayah komersial
termasuk komitmen dari Indosat. “Sehingga dengan demikian akan terjadi
koeksistensi di mana layanan 4G untuk wilayah nasional dan layanan 5G initial
commercial operation untuk selected area atau area yang dipilih,” jelasnya.
Menurut Menteri Johnny,
Pemerintah akan melakukan farming dan refarming spektrum frekuensi untuk
memungkinkan penggelaran 5G yang lebih efisien. Sekaligus mendukung pemanfaatan
4G yang juga semakin optimal.
“Pembangunan 5G ini akan
melakukan perubahan cara kita untuk mengisi dunia digital kita, mengingat
kecepatan yang luar biasa latensinya yang rendah. Karenanya juga, saya berharap
bahwa penggelaran 4G untuk mendukung sebagai tulang punggung transformasi
digital kita dan inisial commercial operation 5G dapat kita manfaatkan secara
maksimal, secara optimal dan secara cerdas untuk kepentingan pembangunan negara
kita, pembangunan bangsa kita dan secara khusus untuk kepentingan pembangunan
masyarakat kita munikasi operator seluler yang sudah diberikan,” tandas
Menkominfo.
CEO Indosat Ooredoo Ahmad
Al-Neama memberi apresiasi kepada Kominfo yang telah mendukung dan mengizinkan
Indosat Ooredoo untuk menggelar layanan 5G secara komersial. CEO Ahmad menyatakan Indosat Ooredoo
berkomitmen untuk senantiasa mendorong percepatan transformasi digital dan
menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia melalui teknologi terdepan,
konektivitas berkecepatan tinggi, dan pengalaman digital terbaik.
“Kami akan memastikan
hadirnya layanan 5G akan bermanfaat bagi masyarakat dan berdampak terhadap
pemulihan ekonomi. Kami percaya Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan
ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara dan teknologi 5G akan memainkan peran
yang sangat penting dalam langkah maju ini,” tuturnya.
Dalam konferensi pers
virtual yang ditayangkan melalui kanal YouTube Kominfo TV, Menteri Johnny
didampingi Direktur Jenderal PPI Ahmad Ramli, dan Direktur Telekomunikasi Aju
Widyasari. Sementara CEO Indosat Ahmad, didampingi Director and Chief Operating
Officer Vikram Sinha. (**Okta Iskandar**)
0 Komentar