Ustad Rasud Syakir ( Calon Kuat Ketua KONI Kota Tangsel) (Foto:dok) |
Tangsel,
KORANTRANSAKSI.com - Kisruhnya KONI Tangsel hingga penetapan
ketua KONI "RJ" sebagai tersangka dana hibah menimbulkan keprihatinan
para tokoh masyarakat di Kota Tangerang Selatan termasuk eks anggota dan
pengurus KPPDO (Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom.red) Cipasera (d/h
Tangerang Selatan) dan Formats (Forum Masyarakat Tangerang Selatan.red)
"2016 akhir saya
sudah tidak lagi berkecimpung di KONI, tetapi keprihatinan saya saat ini sebagai
eks wakil ketua sangat miris dan kaget. Semestinya dana hibah yang sudah
diberikan pemkot dan sudah memiliki nilai yang lebih besar daripada zaman saya
kepada atlit mestinya lebih baik pembinaannya, dan lebih
profesional" ungkap Rasud Syakir kepada wartawan, Kamis
(1/7/2021)
Menurutnya dana hibah
KONI (organisasi plat merah) selalu diberikan tiap tahun oleh pemerintah
daerah dan Negara berdasarkan UU. "Namun hanya berbeda besarannya dimasa
kepengurusan lama periode pertama pemerintahan Tangsel (2009-2014) kala
itu," jelas Rasud Syakir
Daerah yang maju
tentunya KONI dan atlitnya maju, kata Rasud Syakir, KONI Tangsel pun
harus bercermin kepada daerah yang sudah maju. Rasud Syakir menambahkan
kepengurusan KONI saat ini telah banyak melakukan kesalahan termasuk menjadikan
sebuah rumah sebagai sekretariat padahal hal itu dilarang dan salah satu
tindakan kekeliruan yang menyalahi aturan
Solusinya bukan berarti
olahraga di Tangsel buntu namun perlu nanti dibuatkan sebuah satu kawasan yang
dijadikan sebagai pusat pelatihan dan pembinaan para atlit asal Kota Tangerang
Selatan.
“Minimal KONI Tangsel awalnya memiliki kantor yang representatif guna dijadikan kantor sekretariat sebagai tempat curhat para atlit. Sebab jika kantornya saja tidak cocok dan tidak strategis jangankan mau datang, girohnya saja sudah malas buat datang, jelas Rasud sambil tersenyum.
Ditahun 2015 pernah
disiapkan lahan atau pusat pelatihan dan pembinaan atlit di 3 (tiga) titik di 3
(tiga) kecamatan (Bintaro Jaya -Pd Aren, Alam Sutera-Serpong Utara dan Vihara
Bali Rawa Buntu-Serpong).
Sampai hari ini belum
ada kabar kembali terkait lahan yang direncanakan untuk gedung pusat pelatihan
dan pembinaan atlit." Padahal kala itu KONI dan Bapeda pernah melakukan
survey bersama ke titik lahan fasos fasum yang tersedia," tutur Rasud.
Bisa saja terjadinya
polemik di KONI saat ini, disebutkan Rasud lantaran kurangnya kerjasama
kolektif dan kolegial. Dalam hal ini para stakeholder olahraga termasuk
pemkot mestinya sudah harus saling backup.
"Ditengah kasus
yang membelit ini mestinya pemkot harus cepat ambil jurus jitu jangan sampai
para atlit hengkang dari Tangerang Selatan lantaran pembinaan yang tidak jelas
ini," beber Rasud Syakir.
Dirinya juga sangat
mengapresiasi jika banyak masyarakat atau tokoh masyarakat berpandangan yang
sama perlunya pergantian ketua KONI dan pengurus secepatnya.
" Ya! sebagai
sosok yang dianggap pantas oleh masyarakat untuk menjadi ketua KONI dan
menggantikan yang kemarin terbelit masalah, saya sendiri siap siap saja,"
terang Rasud Syakir. (Okta Iskandar)
0 Komentar