Acara Upacara Ritual Adat Istiadat Batagak Kudo-Kudo Turut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi yang didampingi oleh Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, SE.MM (Foto:dok) |
Pakandangan,
Padang Pariaman, KORANTRANSAKSI.com - Batagak kudo-kudo
adalah tradisi membangun yang dilengkapi dengan acara adat. Batagak kudo-kudo
merupakan upacara ritual adat yang dilaksanakan dengan semangat kebersamaan,
saat akan membangun rumah pribadi, sarana umum dan tempat ibadah.
Berkaitan dengan itu,
jemaah bersama pengurus dan panitia pembangunan Surau Lubuak Tajun Korong
Sarang Gagak Nagari Pakandangan Kecamatan Anam Lingkuang, pada Senin (8/11)
menggelar Alek batagak kudo-kudo.
Acara Alek Batagak
kudo-kudo Surau milik kaum Sikumbang dibawah payuang sakaki dan karih nan
sabilah Suhatri Bur, SE.MM Datuak Putiah ini, dihadiri Gubernur Sumatera Barat
Mahyeldi dan rombongan, Ketua ASITA Sumbar Darmawi, Kepala Cabang Bank Nagari
Lubuk Alung Zulhelmi, Tokoh Ulama Sumatera Barat Buya H. Bagindo M. Leter, MZ
Datuak Bungsu Rangkayo Rajo Mangkuto niniak mamak Ulakan.
Turut Pula terlihat
hadir, Wakil Bupati Padang Pariaman Drs. Rahmang, MM, Sekdakab. Rudi Repenaldi
Rilis, SSTP.MM. Kepala Perangkat Daerah
Kabupaten, Camat dan Wali Nagari serta tokoh masyarakat Pakandangan dan warga
sekitar.
Dalam sambutannya,
Bupati Suhatri Bur Dt. Putiah selaku Sipangka Alek mengucapkan selamat datang
kepada para undangan khususnya Bapak Gubernur Mahyeldi dan rombongan di Surau
kaum Sikumbang. Bupati juga menyampaikan apresiasinya, terhadap rasa
kekeluargaan yang terus dipertahankan oleh masyarakat sekitar surau.
"Dengan batagak
kudo-kudo ini, pembangunan rumah ibadah atau surau maupun rumah pribadi jadi
lebih cepat selesai. Rasa kekeluargaan membuat masyarakat sekitar
bergotong-royong, mulai dalam hal dana, atap seng hingga pengerjaannya",
imbuh Suhatri Bur.
Dalam kesempatan itu,
Gubernur Mahyeldi juga menyambut baik pelaksanaan Alek batagak kudo-kudo Surau
ini. Karena bagi orang Minangkabau masa lalu, surau tak hanya digunakan untuk
shalat dan belajar mengaji saja.
Tetapi juga berfungsi
sebagai tempat belajar ilmu beladiri silat bagi anak nagari berbagai suku.
Bahkan dari surau banyak lahir generasi muda Minang yang sukses sebagai
pemimpin bangsa.
"Dalam setiap
Nagari, peranan Surau untuk mencetak kader ulama dan pemimpin di Sumatera Barat
memang sudah terbukti. Contohnya kebetulan hadir bersama kita, Buya H. Bagindo
M. Leter. Umur beliau sudah lebih 90 tahun, tapi cara berfikir dan kemampuan
menulisnya masih stabil dan sehat. Ini fakta dari pendidikan surau yang beliau
ikuti dahulu. Kita berharap, dari surau Lubuak Tajun ini akan lahir
pemimpin-pemimpin masa depan mengikuti jejak Bupati Suhatri Bur",
tutupnya.
Menurut Panitia
Pembangunan, Arjon, Surau kaum Sikumbang ini mulai dibangun sejak tahun 2017.
Dengan dana awal untuk pembangunan, dihimpun secara badoncek dari karib kerabat
dan dunsanak suku Sikumbang dibawah payuang Datuak Putiah ini.
"Saat ini kami
telah menyelesaikan pembangunan Surau yang berukuran 12x12 meter ini, hingga
tiang dan dinding. Untuk lanjutan pengerjaan atap, rangka menggunakan baja
ringan dan atap memakai pola gotong royong secara adat yang dikenal dengan Alek
batagak kudo-kudo", jelas Arjon.
Sebagaimana diketahui,
Surau merupakan salah satu bangunan yang cukup penting bagi masyarakat
Minangkabau. Keberadaan Surau bahkan sudah ada sejak Islam masuk ke wilayah
Minangkabau, yaitu pada zaman Hindu-Budha. Surau digunakan sebagai bangunan
kebudayaan dan adat, yang juga dimanfaatkan sebagai tempat ritual agama Hindu-Budha.
Surau menjadi tempat
untuk mempelajari adat, musyawarah, dan
membahas hal-hal yang dapat memberikan
solusi ideal terhadap problem sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Sebelum datangnya
Islam, surau telah menempati struktur
sosial yang sangat penting dalam
masyarakat Minangkabau sehingga bangunan surau tidak diganti dengan bangunan
simbol Islam, yaitu masjid.
Surau ternyata tidak
hanya ada di Minang, surau kemudian dibawa oleh perantau-perantau Minang ke
tempat tinggal mereka yang baru. Ini dikarenakan surau merupakan institusi yang
berfungsi untuk mengembangkan nilai-nilai moral agama dan budaya di Minangkabau.
(BAS/VER)
0 Komentar