(Foto: Ilustrasi Orang berjalan kaki di alam terbuka) |
Melalui riset pada tahun 2011 yang bertajuk “City
living and urban upbringing affect neural social stress processing in humans”,
Florian Lederbogen menemukan kalau orang yang tinggal di kawasan perkotaan
cenderung mengalami peningkatan aktivitas di bagian amigadala, yaitu bagian
otak yang mengatur emosi dan ketakutan, termasuk stres. Para peneliti dari Lise
Meitner Group for Environmental Neuroscience di Max Planck Institute for Human
Development di Jerman juga melakukan studi terkait eksplorasi manfaat kesehatan
mental dari alam.
Dalam studi tersebut, para peneliti berusaha mencari
tahu apakah tingkat penyakit mental yang lebih tinggi di daerah perkotaan terkait
dengan individu yang memiliki akses lebih sedikit ke alam, atau apakah jenis
orang tertentu tertarik untuk tinggal di lingkungan tertentu.
(Foto:Ilustrasi Berjalan kaki selama 1 jam dapat menyegarkan otak dan pikiran) |
Mempelajari
ketakutan pada raut wajah
Untuk menentukan hipotesis pada studi ini, para
peneliti melalukan pemeriksaan aktivitas otak melalui tes MRI pada 63 peserta
tersebut ketika sebelum dan sesudah berjalan ke alam terbuka selama 1 jam.
Relawan penelitian terdiri dari 29 perempuan dan 34
laki-laki berusia antara 18 dan 47 tahun. Usia rata-rata adalah 27 tahun. Pada
setiap proses pemindaian MRI, setiap peserta diberikan serangkaian tes untuk
menangkap ekspresi ketakutan pada wajah mereka.
Setelah proses pemindaian dan tes selesai, sebanyak
31 peserta dipersilahkan untuk berjalan-jalan sekitar 1 jam di alam terbuka
pada kawasan ramai di Berlin, Jerman. Sedangkan 32 lainnya berjalan di sekitar
kawasan alam terbuka.
Selama melakukan sesi jalan-jalan, peserta mengenakan
gelang yang memantau aktivitas elektrodermal (EDA), variabilitas detak jantung
(HRV), dan detak jantung mereka.
Hasilnya?
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa setelah
hanya 1 jam berjalan di alam, aktivitas di daerah otak yang terlibat dalam proses
stres berkurang,” kata Sudimac. Sudimac juga menambahkan, “Ini adalah temuan
penting karena menunjukkan untuk pertama kalinya hubungan sebab akibat antara
paparan alam dan perubahan di daerah otak yang berhubungan dengan stres." (TIM)
0 Komentar