Seto Sutrioko merupakan seorang pengrajin yang berhasil mengolah limbah serabut kelapa menjadi pot bunga (Foto:dok) |
Dalam waktu produksi selama tiga hari pertama, hasil produknya mampu terjual dalam waktu beberapa jam saja. Selain pot bunga, ia juga memproduksi torus atau penyangga tanaman hias. "Saya yakin kalau kita berusaha, tidak ada hal yang mustahil. Bersyukur sekarang produk saya bisa diterima pasar di luar pulau”, ucap Seto.
Pot bunga dan torus
yang dibuat hanya berbahan serabut kelapa dan kawat loket. Untuk pot bunga yang
dibuat berbentuk segi tiga, segi enam, lingkaran hingga setengah lingkaran.
Produk yang dia buat dipatok dengan harga bervariasi, mulai Rp 8.000 hingga Rp
20.000.
Dalam sebulan, usahanya mampu memproduksi sebanyak 2.000 pieces media tanaman hias. Selain di Malang Raya, kini produknya sudah dipasarkan di Jakarta, Denpasar hingga Pontianak. Berjalannya waktu, usahanya terus berkembang hingga menembus omzet rata-rata mencapai Rp 24.000.000 setiap bulannya. "Sekarang permintaan pasar masih tinggi, ini saja saya sudah hampir enggak sanggup memenuhi pesanan dari Denpasar dan Pontianak”, tuturnya.
Dari limbah itu, Seto
mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bahkan, dia juga membuka lapangan
pekerjaan bagi warga di lingkungan sekitar Jalan Hamid Rusdi Timur, Kelurahan
Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Dikatakan, kualitas produk menjadi
kunci utama dalam merangkul pasar. Oleh karena itu, dia terus melakukan inovasi
untuk menciptakan produk berkualitas dengan harga terjangkau. (TIM/RED)
0 Komentar