(Foto:dok) |
Situasi geopolitik
seperti perang Rusia-Ukraina, serta tekanan inflasi dan munculnya risiko resesi,
adalah hal-hal yang melatarbelakangi keputusan Shopee Indonesia mem-PHK
sejumlah karyawan mereka.
"Kondisi ekonomi
global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas
bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang
sangat sulit”, ujar Raydanl.
Ia tidak mengungkapkan
berapa jumlah karyawan yang terkena PHK. Tetapi menurut informasi yang
diperoleh Tim KORANTRANSAKSI.com
menyebutkan bahwa, PHK di alami sekitar 3 persen dari Karyawan Shoope
Indonesia. Per kuartal I 2022, jumlah karyawan Shopee Indonesia tercatat
sebanyak 6.232 orang, itu artinya ada 180-an yang kena PHK. Pemanggilan
karyawan yang terkena PHK dilakukan mulai pukul 10.00 WIB hari ini. Radynal
memastikan, perusahaan memberikan pesangon dan kompensasi sesuai peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku. Bahkan, Shopee Indonesia masih memberikan
tambahan 1 bulan gaji.
"Selain itu,
karyawan yang terkena PHK juga masih bisa menggunakan fasilitas asuransi
kesehatan hingga akhir tahun nanti," imbuhnya.
Menurut Radynal,
pengurangan karyawan merupakan strategi efisiensi untuk menghadapi
ketidakpastian di 2023 tersebut. Kondisi tidak pasti itu, menurutnya membuat
pendanaan bagi startup teknologi semakin ketat. Investor tak mudah lagi
menggelontorkan pendanaan tanpa prospek laba.
Menyusul situasi
ekonomi yang tertekan oleh pandemi, investor memang tidak lagi melihat valuasi
sebuah startup semata-mata dari jumlah user, Gross Merchant Value (GMV) atau
nilai transaksi, growth transaksi dan user, tetapi sudah menuntut profit
margin.
Pada masa pandemi
COVID-19 dua tahun terakhir, Shopee Indonesia banyak melakukan pengembangan
organisasi dengan membentuk unit-unit riset baru. Tapi kemudian unit-unit riset
tersebut dirasakan tidak cukup efektif output dan pekerjaannya. (WONG/FER)
0 Komentar