Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat berikan keterangan terkait dengan Potensi Hujan Lebat di sejumlah wilayah Indonesia (Foto:dok) |
Ia juga memberikan
himbauan kepada masyarakat agar selalu waspada dengan potensi cuaca yang cukup
ekstrem dalam waktu seminggu ke depan. Ia juga mengungkapkan bahwa, cuaca
ekstrem yang berpotensi akan terjadi di sejumlah Wilayah Indonesia. “Berdasarkan
analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih
cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di
beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,” katanya
Selain itu, Dwikorita
pun menjelaskan adanya potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia
pada periode 8-14 Oktober 2022. Gelombang tinggi diperkirakan mencapai 1,5
hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat
Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai.
Kondisi yang sama juga
diperkirakan terjadi di perairan Pulau Enggano – Bengkulu, perairan barat Lampung,
Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan
selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan,
Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba, Samudra
Hindia selatan Banten hingga Pulau Sumba, dan Laut Natuna.
Lebih lanjut, Dwikorita
meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan dalam menghadapi potensi
cuaca ekstrem, antara lain: Pertama, memastikan kapasitas infrastruktur dan
sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah
hujan.
Kedua, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Ketiga, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Keempat, menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi). Kelima, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi. (ZIK/TIM)
0 Komentar