Tersangka Putri Candrawathi dan Bharada Richard Eliezer setibanya di gedung Kejagung pada Rabu (5/10/2022) |
“Pada saat saksi Kuat
Ma’ruf naik ke lantai dua, saksi Richard Eliezer juga naik ke lantai dua, masuk
ke kamar ajudan. Namun bukannya berpikir untuk mengurungkan atau menghindarkan
diri dari rencana jahat tersebut, saksi Richard justru melakukan ritual berdoa
berdasarkan keyakinannya,meneguhkan kehendaknya sebelum melakukan perbuatan
merampas nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat,” papar jaksa, dalam surat dakwaan
yang dibacakan dalam sidang perdana terdakwa Ferdy Sambo, di PN Jakarta
Selatan, Senin (17/10).
Awal mulanya, bukan
Yosua yang dipilih oleh Ferdy Sambo untuk menghabisi nyawa Yosua. Namun, karena
Ricky Rizal menolak menjadi eksekutor dengan alasan tak kuat mentalnya, Richard
pun dipilih untuk menjadi penembak ajudan Putri Candrawathi.
Berbeda dengan Ricky,
atas tawaran yang diberikan tersebut, Richard justru menerimanya ketika Ferdy
Sambo meminta dirinya untuk menembak koleganya. Sambo pun memberi tahu Richard,
ihwal cerita sepihak yang diceritakan Putri yang belum tentu kebenarannya.
Mendapat cerita Sambo, Richard merasa tergerak hatinya.
Selanjutnya, dengan
disaksikan Putri, Sambo mengatakan, “Berani kamu tembak Yosua” dan dijawab
Yosua “Siap Komandan”. Karena Gayung bersambut, Sambo pun kemudian memberikan
satu kotak peluru 9 milimeter kepada Richard dengan disaksikan Putri.
Selanjutnya Sambo
meminta agar Richard memasukan amunisi ke dalam magazine senjata api merk Glock
17 nomor seri MPY851 miliknya dan mengokang senjatanya. “Kokang senjatamu!”
kata Sambo kepada Richard. Atas perintah tersebut, Richard pun langsung
melakukannya.
Singkat cerita, Yosua
pun dipanggil ke lantai tiga rumah dinas Sambo. Tak lama berselang, tanpa
curiga Yosua menemui Sambo. Selanjutnya, tanpa mengonfirmasi kebenaran cerita
Putri, usai Yosua di hadapannya, Sambo langsung memegang leher belakang Yosua
dan mendorongnya ke depan, sehingga posisi Yosua tepat di depan tangga,
berhadapan dengan Sambo di depan, Richard di sebelah kanan Sambo, Kuat di
Belakang Sambo dan Ricky di belakang Richard. Sementara Putri di kamar utama
yang berjarak 3 meter dari lokasi tersebut. “Jongkok kamu! “ perintah Sambo
pada Yosua.
Terdesak, Yosua pun
langsung mengangkat tangannya , sembari mengatakan “Ada apa ini? ” tanya Yosua
pada Sambo. Tak mendapat jawaban, Sambo justru semakin meradang dan langsung
berteriak memerintahkan Richard untuk menghabisi nyawa Yosua. “ Woy…! kau
tembak…! Kau tembak cepat…! Cepat woy kau tembak!” teriak Sambo ke Richard.
Atas perintah tersebut,
Richard pun langsung menembakan senjatanya sebanyak tiga hingga empat kali ke
arah tubuh Yosua, hingga sang ajudan Putri itu terkabar jatuh bersimbah darah.
Sementara itu, melihat Yosua belum tewas, Sambo yang sudah memakai sarung tangan
langsung menembak kepala bagian belakang sisi kiri Yosua.
Untuk mengelabui
perbuatannya, Sambo kemudian menembak di arah dinding tangga beberapa kali,
lalu berbalik arah menghampiri Yosua yang sudah tewas, lalu menempelkan senjata
api HS Nomor Seri H233001 milik Yosua ke tangan kiri Yosua. Kemudian berbalik
arah menggunakan tangan kiri Yosua menembak ke arah tembok di atas TV. Hal ini
agar seolah-olah terjadi baku tembak antara Richard dan Yosua. (TIM)
0 Komentar