(Foto:dok) |
Mempertimbangkan
situasi peperangan yang masih berlangsung di beberapa titik di Khartoum, para
WNI yang blm dapat menjangkau Safe House KBRI diimbau untuk tetap berada di
dalam rumah masing-masing dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Demi
keselamatan, pergerakan menuju Safe House KBRI dilakukan ketika situasi
keamanan sudah memungkinkan.
Bantuan juga diberikan
kepada sekitar 200 WNI terdampak perang
yang mayoritas berstatus Mahasiswa dan PMI. Petugas KBRI bekerja sama
dengan PPI Sudan dan Ikatan Mahasiswa Indonesia (IMI) menelusuri beberapa wilayah di Arkaweet dan
Makmurat yang berjarak 500 meter dari zona konflik bersenjata. Sebelumnya, KBRI juga telah mendistribusikan sembako
kepada WNI, termasuk kepada 76 mahasiswa yang ditampung di Auditorium Kampus Internasional University
of Africa.
Bantuan yang diberikan
berupa mie instan, roti, beras, telur, teh, kopi dan air mineral. Pasokan
didapatkan KBRI di tengah kelangkaan suplai logistik akibat tersendatnya
distribusi barang masuk dan banyaknya toko yang tutup. Pada 16 April, KBRI juga
telah melakukan silaturahmi virtual dengan WNI berdomisili di Khartoum dan
sekitarnya untuk menyampaikan langkah dan imbauan KBRI di masa genting
tersebut. Sesuai data KBRI, jumlah WNI tercatat sebanyak 1.209 orang, mayoritas
berdomisili di wilayah Khartoum, dan sebagian di Wad Madani, dan Port Sudan. (TIM)
0 Komentar