(Foto:dok) |
Tio membeberkan bahwa
para narapidana memiliki otak yang cerdas. Mereka memiliki berbagai cara untuk
menjalankan bisnis ilegal dari dalam penjara. "Napi enggak ada yang
goblok, cerdas rata-rata. Untuk survive, mereka lihat di internet bagaimana
cara membuat minuman-minuman itu, bikin di dalam. Bahan-bahannya bisa
dimasukkin," jelas Tio.
"Bahannya ragi
gitu, campuran ini itu, difermentasi sekian lama. Bikinnya di kamar gue,
mendemnya di kamar gue, satu ember gede. Harganya Rp 300 ribu satu botol Aqua
gede," imbuhnya.
Tak cuma itu, aktor
berusia 59 tahun tersebut juga membeberkan bahwa ada narapidana yang berbisnis
narkoba. Ia mengatur peredaran narkoba di dunia luar dari dalam penjara. "Ada
satu anak tiap malam berhadapan dengan handphone berapa biji. Pabriknya di
luar, dia ngatur dari dalam, 'Masukin gasnya segini.' Kompisisinya dia yang
atur. Itu (narkoba) beredar di kampus-kampus seluruh Indonesia, ini kartel.
He's the boss, anak umur 25 tahun," ungkap Tio.
Dalam kesempatan itu,
Tio juga sempat menyinggung anak menteri yang terlibat bisnis, bahkan hingga
memonopoli, di sejumlah lapas dan rutan. Banyak yang menduga anak menteri yang
dimaksud Tio adalah Yamitema Laoly, anak Menkumham Yasonna Laoly.
Yasonna telah buka
suara soal tudingan itu. Ia menegaskan, anaknya sama sekali tidak ada kaitannya
dengan kegiatan yang dilakukan Jeera Foundation di dalam lapas. Menurut
Yasonna, isu itu muncul karena masalah politik. "Enggak ada [keterlibatan
Yamitema di lapas], yayasan saja. Dia enggak ikut di dalam. Biasalah
politik," tuturnya. (TIM)
0 Komentar