Petugas SPBU Saat mengisi BBM Jenis Solar di salah satu SPBU Kota Bogor, Jawa Barat (Foto:dok) |
Itu artinya, ada
selisih Rp 4.200 per liter antara harga Solar subsidi yang dipatok pemerintah
dan harga keekonomiannya bulan lalu. Hal ini terungkap dari paparan Menteri
ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (5/6).
Sementara pada Mei
2022, terpantau harga keekonomian BBM Solar subsidi ini mencapai puncak
tertinggi yaitu Rp 18.150 per liter karena gejolak harga komoditas imbas perang
Rusia-Ukraina. Tapi saat itu, harga yang dipatok pemerintah masih Rp 5.150 per
liter.
Arifin menjelaskan,
pemerintah memberikan subsidi Rp 1.000 per liter untuk harga BBM Solar
sepanjang tahun ini. Sementara sisanya ditanggung Pertamina, tapi pemerintah
memberikan kompensasi kepada mereka sebagai gantinya. Per Mei 2023, kompensasi
yang diberikan pemerintah ke Pertamina Rp 4.406 per liter. "Kompensasi ini
masih termasuk pajak-pajak (realisasi unaudited 2023 sampai dengan Mei
2023)," demikian paparan Arifin.
Untuk tahun depan,
Arifin mengusulkan subsidi BBM Solar di rentang Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per
liter dalam Rancangan APBN 2024 (RAPBN 2024). Jika ditetapkan subsidi Rp 1.000,
kompensasi yang akan diberikan ke Pertamina Rp 3.100 hingga Rp 4.600 per liter
dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.700 hingga Rp 15.300 per dolar AS dan volumenya 18,16 juta
kiloliter (KL). (WONG/TIM)
0 Komentar