(Foto:Humas Direktorat Jenderal Imigrasi) |
Direktur Jenderal
Imigrasi, Silmy Karim mengungkapkan bahwa “Dengan face recognition,
diperkirakan pemeriksaan keimigrasian berlangsung hanya 15-25 detik bagi setiap
pelintas. Artinya, kapasitas pelayanan pelintas per harinya juga meningkat,”
ujar Silmy.
Silmy juga menyebutkan
pengalaman pengguna (user experience) adalah hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, dukungan peralatan yang sophisticated akan menambah pengalaman dari
para pelintas. Ia menegaskan, warga negara asing juga dapat menggunakan
autogate tersebut.
Penambahan 24 unit
autogate baru ini merupakan tahap pertama. Selanjutnya, Ditjen Imigrasi
berencana menambahkan kembali sebanyak 26 mesin autogate sehingga nantinya
terdapat 50 unit autogate baru di Terminal 3 Kedatangan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta sampai dengan akhir 2023.
“Kita lihat Singapura,
Dubai, Abu Dhabi, Doha, itu yang dijadikan acuan. Maka saat saya bergabung di
Ditjen Imigrasi, saya bersama Dirsistik (Direktur Sistem dan Teknologi
Informasi Keimigrasian) langsung mencari mana penyedia Autogate yang tepat
untuk di bandara kita,” imbuhnya.
Acara peresmian
pengoperasian 24 unit autogate di Terminal 3 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta dihadiri pula oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni dan Direktur Utama PT.
Angkasa Pura 2, Muhammad Awaluddin. Bersama stakeholders tersebut, Dirjen
Imigrasi juga melakukan peninjauan atas rencana pengaturan autogate di Terminal
2D dan 2F.
“Pekarangan Imigrasi
terus kita sempurnakan. Imigrasi berkoordinasi dengan BUMN, Kemenhub dan Ditjen
Bea Cukai. Kita bangun bersama agar pelayanan menjadi lebih baik”, pungkas
Silmy. (TIM/RED)
0 Komentar