Jakarta, KORANTRANSAKSI.com - Tiga mahasiswa keturunan Amerika-Palestina yang ditembak di dekat Universitas Vermount, Kota Burlington, saat libur Thanksgiving akhir pekan lalu ternyata menyelamatkan diri dari kekerasan di Tepi Barat — dengan harapan mereka bakal aman di Negeri Paman Sam. Ketiga korban yang bernama Hisham Awartani, Kinnan Abdalhamid, dan Tahseen Aliahmad itu telah bersahabat sejak masih bersekolah di Ramallah Friends School, Kota Ramallah, Tepi Barat.
Dikutip dari Anadolu
Agency, hal tersebut diungkap oleh paman dari Kinnan Abdalhamid, Radi Tamimi,
dalam konferensi pers bersama Wali Kota Burlington Miro Weinberger, Kepala
Kepolisian Jon Murad, dan paman dari korban Hisham Awartani, Rich Price.
Tamimi mengatakan,
insiden penembakan itu membuat dia beserta kerabatnya malu lantaran telah
berpikir bahwa AS memiliki stabilitas dan keamanan lebih baik bagi ketiga
korban. "Kinnan tumbuh besar di Tepi Barat dan kami selalu berpikir bahwa
hal itu bisa lebih berisiko dalam hal keselamatannya dan mengirimnya ke sini
adalah keputusan yang tepat," ujar Tamimi.
"Kami merasa
dikhianati dalam keputusan itu di sini dan kami hanya mencoba untuk menerima
semuanya," tambahnya. Tak pernah ada di benak Tamimi selama 15 tahun sejak
dia pindah ke AS, tragedi seperti ini akan terjadi.
Hisham Awartini (Kiri) saat bersama dengan ibu dan neneknya (Foto:dok) |
Meski sampai sekarang
polisi belum mengeluarkan pernyataan resmi soal motif penembakan, tetapi
kerabat para korban termasuk Tamimi meyakini, tindakan itu dipicu oleh rasa
kebencian. "Tetapi untuk membuat
mereka datang tinggal bersama saya untuk merayakan Thanksgiving dan mengalami
hal seperti ini menunjukkan tingkat kebencian masyarakat, menunjukkan tingkat
kebencian yang ada di beberapa sudut negara ini," sambung Tamimi.
Price, pada gilirannya,
meyakini ketiga pemuda malang itu menjadi sasaran setelah pelaku — yang telah
ditangkap polisi dan bernama Jason Eaton (48), melihat mereka mengenakan syal
tradisional khas Palestina (keffiyeh) dan berbicara dalam Bahasa Inggris-Arab. "Kami
percaya pada kesucian asas praduga tak bersalah dan proses hukum. Jadi kami
akan mendukung pihak berwenang saat mereka melakukan investigasi," kata
Price.
Tamimi dan keluarganya
pun berpendapat serupa, serta merasa sulit mempercayai bahwa penembakan itu
adalah 'tindakan yang tidak disengaja'. Pada Senin (27/11), Eaton hadir di
pengadilan, tetapi mengaku tidak bersalah atas tiga dakwaan pembunuhan tingkat
dua. Dia tetap ditahan tanpa jaminan.
(TIM)
0 Komentar