Tangkapan Layar Peretas Jimbo yang diduga mencuri data KPU dan menjualnya di Breach Forum) |
Direktur Tindak Pidana
Siber Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengungkapkan
bahwa, dugaan kebocoran data KPU telah ditemukan dari hasil patroli siber yang
dilakukan oleh pihaknya. “Terkait dengan dugaan kebocoran data KPU yang telah
kami temukan dari hasil patrol yang dilakukan oleh anggota kami”, ucapnya.
Ia juga menjelaskan
jika saat ini Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sedang
menyelidiki soal dugaan kebocoran itu. Lebih lanjut, pihak Bareskrim juga
melakukan koordinasi dengan KPU. "Saat ini Tim CSIRT sedang koordinasi
langsung dengan KPU untuk berkoordinasi sekaligus melakukan penyelidikan,"
ujar dia.
Sementara itu,
dihubungi secara terpisah oleh Tim KORANTRANSAKSI.com, pihak Komisi Pemilihan
Umum (KPU) mengaku masih berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menelusuri
kebocoran data pemilih yang baru-baru ini mengemuka di situs Breach Forums.
“Sekarang lagi kita minta
bantuan dari satgas cyber, sekarang yang bekerja BSSN (Badan Siber dan Sandi
Negara), dia menaungi Mabes,” kata Koordinator Divisi Data dan Informatika KPU
RI Betty Epsilon Idroos, Selasa (28/11/2023).
Ia mengaku belum dapat
memastikan apakah data yang bocor tersebut terkonfirmasi data milik KPU RI atau
bukan. “Sudah kita koordinasikan, lagi di-crosscheck dulu ya,” tambahnya.
Sebelumnya, seorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengeklaim
telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs
tersebut.
"Jimbo"
membagikan 500.000 data contoh yang berhasil ia peroleh melalui salah satu
unggahan di situs BreachForums yang kerap digunakan untuk jual beli hasil
peretasan. Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari situs https://cekdptonline.kpu.go.id/
untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan.
Dalam unggahan itu, "Jimbo" juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih. Di dalam data yang "bocor" itu, "Jimbo" mendapatkan data pribadi, seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.
Data-data itu dijual
dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,1 miliar. Pada tangkapan
layar lainnya, "Jimbo" mengunggah foto menyerupai halaman situs KPU
yang dianggap membuktikan bagaimana ia meretas situs KPU. (TIM/RED)
0 Komentar