(Foto:dok) |
Yang membuka pintu itu
adalah Hendri dan Sofian, karyawan kolega Welki. Mereka langsung minta
pertolongan hingga kemudian polisi datang. Awalnya, pada pukul 19.00 WIB,
Minggu (24/12), Welki sedang bekerja pada sif malam. "Korban merupakan
operator loading ramp yang mengatur pengisian buah kelapa sawit," ujar
Misran.
Alat perebus itu punya dua pintu, atas dan bawah. Pintu atas untuk pengisian sawit dan pintu bawah utnuk mengeluarkan sawit. Pada saat kejadian, Welki bekerja sendiri dikarenakan rekannya sedang sakit. 6,5 jam kemudian, pukul 01.20 WIB, Senin (25/12), Fery Hariadi selaku operator rebusan memberi tahu mandor, Suparyo, bahwa tidak ada suplai buah kelapa sawit yang masuk ke dalam rebusan. Saat dilakukan pengecekan di tempat korban bertugas, posisi kompresor loading ramp dalam keadaan mati. Pintu sudah dalam keadaan tertutup.
Pada pukul 03.00 WIB,
saksi Fery Hariadi membuka pintu atas sterillizer untuk mengeluarkan hawa
panas, dan Hendri-Sofian membuka pintu bagian bawah untuk mengeluarkan buah
kelapa sawit.
Polisi tadinya hendak
mengautopsi jenazah korban. "Tetapi, pihak keluarga menolak untuk
dilakukan autopsi. Pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan. Selanjutnya,
korban dibawa ke rumah duka dan dimakamkan," kata Misran. (TIM/RED)
0 Komentar