Bencana Angin Tornado yang menerjang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Pada Rabu (21/2/24) |
Sebelumnya, bencana angin tersebut diistilahkan sebagai puting beliung. Sebab, tornado selama ini diidentikkan hanya terjadi di benua Amerika atau bumi bagian utara. Erma menegaskan yang terjadi di Bandung-Sumedang itu bukanlah puting beliung melainkan tornado. "Dari analisis visual saja, kita bisa pastikan ini beda nih, ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah kita, yang sulit dideteksi karena mikro, ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata Erma.
Erma mengatakan
terdapat empat faktor yang membedakan antara puting beliung dengan tornado.
Faktor pertama dilihat dari skala kecepatan anginnya. Menurut Erma, tornado
mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65 hingga 67 kilometer/jam.
Warga Berdiri di Antara Puing Rumah yang hancur akibat Angin Tornado di Desa Sukadana Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Kamis (21/2/24) |
Kemudian, faktor kedua
yakni terkait dengan skala radiusnya. Erma menyebut bencana tornado mempunyai
skala radius hingga mencapai 2 kilometer. Apabila skala radiusnya masih berada
di bawah angka 2 kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum
termasuk meso.
Lalu, faktor ketiga dan
keempat yakni dilihat dari dampak yang ditimbulkan serta durasinya. Selama ini,
menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah
mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.
" Soal durasi,
puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Tak ada yang
melampaui durasinya 10 menit," papar dia. Sedang durasi angin ribut di
Bandung-Sumedang kemarin terjadi lebih 10 menit.
Erma pun mengatakan bahwa angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut. Selain itu, kata dia, fenomena angin kencang itu terlihat jelas di satelit awan sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena itu merupakan tornado. "Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado dong. Karena kalau puting beliung gak bisa terdeteksi dari satelit awan, awannya itu gak kelihatan," ujar lulusan Geofisika dan Meterologi ITB ini.
Lebih lanjut, Erma mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat memasuki musim penghujan. Alangkah lebih baik, mencari tempat berlindung bila melihat awan gelap di langit yang bergerak dengan cepat. "Intinya harus waspada kalau sudah ada awan gelap dan sebagainya nih, awan itu bergerak dengan cepat, awan mendungnya itu, maka itu bisa dipastikan ada angin kencangnya. Cuma kita tak tau muter atau enggaknya kan, jadi kita sendiri yang harus waspada," kata peneliti yang berbasis di Bandung ini. (TIM/RED)
0 Komentar