(Foto:dok) |
Pagi tadi, Rupiah juga
dibuka melemah. Tapi masih di posisi Rp 16.175 per dolar AS atau melemah 327
poin (2,07 persen). Melemahnya rupiah terhadap dolar AS siang ini merupakan
yang terendah sejak Maret 2020. Berdasarkan data Trading Economic, rupiah
pernah anjlok ke posisi Rp 16.400 per dolar AS pada 30 Maret 2020. Saat itu,
mata uang Indonesia ini terdepresiasi karena ekonomi global yang melemah
seiring adanya wabah COVID-19.
Berpotensi Turunkan
Daya Saing RI
Melemahnya rupiah terhadap dolar AS terjadi imbas dari perang di Iran dan Israel. Kondisi ini membuat Timur Tengah dan AS panas, memicu harga komoditas naik. Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan dengan terperosoknya rupiah memberikan dampak negatif terhadap ekonomi dalam negeri.
Pelemahan ini akan menurunkan daya saing industri khususnya industri yang memperoleh bahan baku impor, Di sisi lain pelemahan rupiah juga akan berpotensi menambah kecemasan pihak-pihak lainnya dalam mitigasi risiko terhadap eksposur risiko besar nilai tukar yang berimbas pada perekenomian dalam negeri.
"Terdepresiasinya
rupiah sejalan dengan tekanan eksternal, para pelaku pasar keuangan masih ragu
terhadap sikap The Fed AS yang akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu
dekat atau masih mempertahankan suku bunga tersebut," katanya dalam
keterangan resmi, Rabu (17/4).
Keraguan tersebut,
menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, memunculkan sikap pelaku pasar yang
kompak untuk menjual asetnya ke dalam bentuk kurs dolar. Sejauh ini, Bank
Indonesia menyampaikan akan terus melakukan intervensi demi menjaga stabilitas
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan melakukan intervensi melalui pasar
spot dan dan non-deliverable forward domestic.
Selain itu, Bank
Indonesia juga akan meningkatkan daya tarik aset rupiah utk mendorong arus
modal masuk. Hal tersebut akan dilakukan melalui daya tarik Sekuritas Rupiah
Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost.
(TIM/RED)
0 Komentar