(Foto:Ilustrasi Komisi Pemberantasan Korupsi) |
"Bahwa hari ini
ada kegiatan penyidikan di perkara bansos banpres (bantuan presiden) di
Jabodetabek. Untuk tempat-tempat, titik pastinya, kami belum bisa sampaikan
karena kegiatan masih berlangsung," kata Tessa.
Lebih lanjut Tessa mengungkapkan bahwa, penggeledahan tidak hanya di satu titik saja. Meski dia tidak merinci lebih jauh. Belum diketahui apa saja yang diamankan dalam penggeledahan itu. Kasus ini merupakan pengembangan dari korupsi Bansos yang menjerat eks Mensos Juliari Batubara. Tessa menyebut, kasus ini terus berkembang dan tidak berhenti.
"KPK dalam hal ini penyidik tentunya sama seperti perkara tersangka HM (Harun Masiku), apabila kita menemukan bukti baru, ada penyidikan baru yang diperlukan untuk menerangkan perkara tersebut tentunya akan kita tindak lanjuti. Jadi, tidak akan berhenti kalau tidak tuntas," kata dia.
"Kalau seandainya
dibilang ini perkara ini sudah lama kemudian naik Kembali, saya pikir itu
tentunya membuktikan bahwa perkara ini tidak dihentikan. Jadi perkara ini tetap
berjalan, cuma masalah waktu, kesiapan penyidik dan sebagainya,"
sambungnya.
Kasus Bansos Presiden
KPK mengungkap ada 6
juta paket bansos presiden di Kementerian Sosial yang diduga dikorupsi. Jumlah
itu merupakan total dari tiga tahap penyaluran yang diduga dikorupsi, yakni
tahap 3, 5, dan 6. Dugaan kerugian negara terkait korupsi bansos itu mencapai
Rp 250 miliar. Kerugian itu masih bersifat sementara dan akan terus dihitung
oleh KPK.
Kasus bansos presiden yang diusut KPK ini memang bantuan khusus untuk pandemi. Objek korupsinya terkait pengadaan bansos. Modus korupsinya yakni pengurangan kualitas bansos. KPK belum membeberkan konstruksi detail, termasuk berapa kualitas atau rupiah yang diambil dari satu paket bansos. Bila berkaca kasus Juliari, ia diduga meminta fee Rp 10.000 per satu paket bansos.
Tessa juga mengungkapkan bansos presiden di Kemensos yang diusut adalah penyaluran tahap 1 sampai 12. Isi paket bansos itu meliputi sembilan bahan pokok atau sembako, kebutuhan pokok dapur. "Isinya lebih kurang yaitu: minyak, beras, sarden, susu, kecap, biskuit,” kata Tessa Mahardhika. KPK sudah menetapkan tersangka, yakni seorang pengusaha. Namun KPK belum mengungkap siapa tersangka tersebut. (TIM)
0 Komentar