Rumah Sakit Medistra, Kuningan, Jakarta Selatan (Foto:dok) |
Pertanyaan dalam
wawancara terhadap tenaga medis itu adalah apakah bersedia membuka hijabnya
jika diterima untuk bekerja di rumah sakit tersebut. Dokter Diani merupakan
dokter spesialis yang bekerja di rumah sakit tersebut. Namun kini, dokter Diani
sudah mengundurkan diri.
Disorot
DPRD DKI Jakarta
Ketua Sementara DPRD
DKI Jakarta dari Fraksi PKS Achmad Yani meminta agar Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta segera melakukan investigasi adanya dugaan pelanggaran Hak Asasi
Manusia dan pelanggaran etika yang dilakukan oleh manajemen Rumah Sakit
Medistra Jakarta.
Menurut Yani, di era
terbuka saat ini sudah tidak pantas lagi bagi berbagai pihak untuk melakukan
tindakan yang berpotensi melanggar dan menghalangi hak asasi seseorang untuk
melaksanakan keyakinannya.
"Jangan coba-coba
berbuat sesuatu yang melanggar dan membatasi orang untuk menjalankan
keyakinannya, apalagi sampai ada dugaan aturan untuk melepas hijab di tempat
bekerja. Jika ada, ini jelas pelanggaran HAM dan harus ditindak tegas,” kata
Yani dalam keterangannya, Minggu (1/9).
Yani juga mendorong
Dinas Kesehatan Jakarta agar segera melakukan investigasi atas dugaan
pelanggaran HAM tersebut. "Saya harap Dinkes DKI Jakarta bisa segera
bertindak, kita wajib melindungi hak tenaga medis yang ada di Jakarta,"
ucapnya.
Surat Dr. dr. Diani untuk RS Medistra Terkait dengan dugaan pembatasan hijab pada 29 Agustus 2024 (Foto:dok) |
Sementara itu, Direktur
RS Medistra, Dr. Agung Budisatria, mengungkapkan permohonan maafnya kepada
publik. Ia juga menyatakan, kasus tersebut kini sedang dalam penanganan
manajemen rumah sakit.
"Kami memohon maaf
atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh
salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Hal tersebut
kini tengah dalam penanganan manajemen," ujar Dr. Agung Budisatria dalam
keterangan tertulisnya, Senin (2/9).
Menurut Agung, RS
Medistra terbuka untuk siapa pun yang ingin bekerja sama, memberikan layanan
kesehatan bagi masyarakat. "Ke depan, kami akan terus melakukan proses
kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang
kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak," pungkasnya.
Pihak RS Medistra menegaskan tidak ada pelarangan penggunaan hijab bagi pegawainya. Pihak rumah sakit menilai terjadi kesalahpahaman terkai wawancara soal melepas jilbab. "Manajemen RS Medistra menyampaikan permohonan maaf dan menyesali terjadinya kesalahpahaman dari proses interview yang dilakukan oleh salah satu karyawan kami. Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, RS Medistra selalu patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku, dan berkomitmen untuk senantiasa menghargai keberagaman serta memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan tanpa memandang gender, suku, ras, agama dan golongannya (SARA)," kata Direktur Utama RS Medistra, Agung Budisatria, MM, FISQua, dalam keterangannya, Senin (2/9).
Agung menyebut,
pihaknya sama sekali tidak punya aturan yang membatasi atau melarang pegawai
menggunakan hijab. "RS Medistra telah memiliki peraturan kepegawaian yang
mengatur tentang standar penampilan dan perilaku yang sama sekali tidak
melarang penggunaan hijab bagi para pegawainya. Ketentuan sebagaimana di atas
diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di RS Medistra, di mana terdapat banyak
dokter spesialis maupun karyawan (dokter umum, perawat, tenaga penunjang medis
maupun tenaga non medis) yang menggunakan hijab saat bertugas," kata dia.
Agung menambahkan, RS
Medistra sangat menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan serta menjamin
hak seluruh karyawan untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing, salah
satunya adalah dengan menyediakan sarana beribadah (masjid dan musala) serta
menyelenggarakan kegiatan kerohanian
"Atas
kesalahpahaman yang terjadi, saat ini manajemen telah mengambil tindakan tegas
dengan memberikan peringatan dan pembinaan kepada karyawan dimaksud, serta
tidak lagi mengikutsertakan yang bersangkutan dalam tim interview calon
karyawan RS Medistra," kata dia.
"Kami berkomitmen
untuk terus meningkatkan proses rekrutmen karyawan serta operasional rumah
sakit agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat,"
pungkasnya. (TIM/RED)
0 Komentar