Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim Saat Memeriksa Sistem Autogate di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Foto:dok) |
Hal ini sebagaimana
diatur dalam kebijakan terbaru Direktorat Jenderal Imigrasi. Sebelumnya, hanya
anak berusia minimal 14 tahun yang bisa menggunakan perangkat autogate yang ada
di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.
Direktur Jenderal
Imigrasi, Silmy Karim menyebutkan bahwa, "Teknologi face recognition yang
semakin canggih memungkinkan deteksi wajah bahkan pada anak usia enam tahun.
Dengan begitu, kami berharap penggunaan autogate dapat semakin optimal dan
memudahkan perjalanan, terutama bagi keluarga”, ucapnya.
Lebih lanjut Silmy
mengatakan, hingga kini, autogate yang sudah terpasang jumlahnya hampir
mencapai 200. Perangkat autogate tersedia di tempat pemeriksaan imigrasi dengan
lalu lintas yang tinggi, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.
Autogate adalah gerbang
otomatis yang memungkinkan penumpang melewati pemeriksaan imigrasi dengan cepat
dan mudah. Sistem ini menggabungkan teknologi pengenalan wajah dan manajemen
perbatasan, sehingga proses pemeriksaan dapat dilakukan tanpa perlu lagi antri
lama. Baik warga negara Indonesia maupun asing yang memenuhi syarat dapat
menggunakan fasilitas ini.
Teknologi pengenalan
wajah (face recognition) dan manajemen perbatasan yang terintegrasi dalam
sistem autogate telah menyederhanakan proses pemeriksaan imigrasi, sehingga
waktu yang dibutuhkan hanya 15-25 detik per penumpang. Penerapan teknologi ini
mendukung ekosistem pelayanan keimigrasian yang lebih seamless, mulai dari
pengajuan visa online hingga pemeriksaan di bandara.
Dengan volume pelintas
keluar masuk Indonesia yang mencapai 20.865.311 orang pada semester satu tahun
2024. Silmy menegaskan pentingnya terus mengembangkan inovasi digital untuk
meningkatkan efisiensi pelayanan.
"Kami coba studi
banding best practice pengunaan autogate di negara lain. Di Singapura misalnya,
autogate sudah bisa dipakai untuk anak mulai usia enam tahun. Saya tantang tim
untuk menerapkan ini juga di Indonesia. Memang tidak mudah, terutama dalam
penyesuaian sistem dan sebagainya tapi alhamdulillah usaha kami membuahkan
hasil,” papar Silmy.
Lebih lanjut Silmy
menyatakan, pihaknya ingin memberikan pengalaman perjalanan yang berkesan bagi
seluruh penumpang, terutama anak-anak. Dengan autogate, proses pemeriksaan
menjadi lebih cepat dan mudah. Anak-anak akan merasa lebih nyaman melalui
proses imigrasi. "Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menghadirkan
layanan keimigrasian yang lebih baik," tutup Silmy. (ZIK/TIM)
0 Komentar