(Foto:Humas Direktorat Jenderal Imigrasi) |
Direktur Kerja Sama Keimigrasian,
Anggiat Napitupulu, yang hadir sebagai panelis dalam simposium tersebut
memaparkan mengenai fitur paspor elektronik generasi terbaru yang tidak hanya
berfungsi sebagai dokumen perjalanan, tetapi juga sebagai representasi
identitas dan budaya Indonesia.
"Paspor RI yang
baru dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan canggih. Jadi penggunaan 33
motif batik tradisional yang dicetak dengan teknologi khusus bukan hanya untuk
alasan estetika semata melainkan juga alasan keamanan," tutur Anggiat.
(Foto:Humas Direktorat Jenderal Imigrasi) |
Dalam simposium
tersebut, dibahas lebih lanjut mengenai teknik morphing, yang menjadi ancaman
bagi keamanan dokumen perjalanan internasional. "Morphing memungkinkan
seseorang untuk menggabungkan wajah dua orang yang berbeda pada sebuah foto
sehingga dapat digunakan untuk memalsukan identitas. Untuk mengantisipasi
ancaman ini, negara-negara di dunia terus mengembangkan teknologi dan prosedur
keamanan yang lebih canggih, tidak terkecuali Indonesia," tutur Anggiat.
Indonesia telah
bergabung dengan jaringan Public Key Directory (PKD) ICAO sejak tahun 2019. PKD
merupakan repositori pusat yang dikendalikan oleh ICAO sebagai media
otentifikasi dokumen perjalanan setiap negara yang terdaftar dan sesuai dengan
format mesin pembaca dokumen perjalanan guna memastikan validitasnya.
Keanggotaan ini memungkinkan Indonesia untuk bertukar informasi dengan negara
lain terkait verifikasi keaslian dokumen perjalanan dan meningkatkan kerja sama
dalam memerangi kejahatan lintas negara yang melibatkan penyalahgunaan dokumen.
"Kita sudah
tergabung dalam jaringan Public Key Directory (PKD) ICAO. Dengan demikian,
paspor kita telah terdaftar dalam sistem informasi perjalanan internasional dan
dengan demikian informasi mengenai dokumen perjalanan tersebut akan dishare ke
seluruh perlintasan internasional anggota ICAO yang telah mendaftar PKD,"
jelas Anggiat.
Anggiat menekankan
bahwa desain baru paspor Indonesia menjadi upaya dari Imigrasi Indonesia untuk
memperkuat paspor Republik Indonesia. "Penggunaan kombinasi fitur
pengaman, bahan baku, dan teknik terbaru lainnya sesuai standar ICAO menjadi
perhatian utama untuk memastikan bahwa paspor dapat terlindungi selama
digunakan untuk melakukan perlintasan antar negara sekaligus juga menjadi duta
budaya Indonesia dengan desainnya yang indah," tutup Anggiat. (ZIK/TIM)
0 Komentar