Spanduk yang bertuliskan aksi protes di Kemendiktisaintek pada Senin (20/1/2025) |
“Ya saya disuruh ke
Kemendikdasmen pokoknya gitu, 'Keluar ke Kemendikdasmen gitu, bawa
barang-barang kamu' kayak gitu,” kata Neni kepada wartawan, di Kantor
Kemendikbudristek, Senin (20/1).
Neni melanjutkan,
pemecatan tanpa sebab tersebut bermula dari penataan letak meja yang tidak
sesuai dengan permintaan Satryo. Dilanjutkan, dengan insiden pemasangan WiFi di
rumah dinasnya yang terlampau malam.
“Ketika pertama kali
masalah meja itu. Meja itu salah ada di ruang beliau sebenarnya kan minta ganti
aja. (Kemudian) ada kejadian lagi, jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang
internet. Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera,
kita minta mereka untuk menyegerakan,” ceritanya.
Papan Karangan Bunga yang memenuhi Kantor Kemendiktisaintek di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (20/1/2025) |
“Sayangnya gak
diangkat, langsung, gak diangkat kan namanya orang sakit minum obat, mungkin
ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di WA, saya pecat kamu, kayak gitu,” ujar
Neni.
Ngamuk
di Depan Pegawai Lain
Neni melanjutkan, akhirnya pimpinan Dirjen Kemendiktisaintek sebelumnya menyembunyikan dirinya. Namun, puncaknya adalah Jumat (17/1) lalu ketika Satryo tiba-tiba datang ke ruangannya dan memarahinya di depan pegawai lain. “Tiba-tiba hari Jumat itu, karena mungkin masih melihat saya ada berkeliaran, Bapak Menteri langsung mendatangi saya ke lantai 8. Kejadiannya begitulah, tidak etis lah,” ujarnya.
Neni mengaku sempat ketakutan ketika datang ke kantor. Apalagi harga dirinya rusak di hadapan pegawai lainnya. Dia hanya berharap Kemendiktisaintek dapat memberikan keadilan kepadanya. “Jadi saya juga ketakutan ini saya hari ini saya ke kantor apa ke mana gitu. Saya bingung juga. Ya harga diri saya lah, diinjak-injak ini paling bagus sih sebenarnya. Ya intinya sih pokoknya saya tidak mau ada korban lagi,” imbuh dia. Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan dari Menteri Satryo. (TIM)
0 Komentar