Perkuat Sinergitas, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto jalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara (BP) Haji Mochamad Irfan Yusuf Guna atasi masalah Keimigrasian Jamaah RI |
Sinergi tersebut
ditekankan saat Menteri Imipas Agus Andrianto menerima audiensi Kepala BP Haji
Mochamad Irfan Yusuf untuk memperkuat koordinasi teknis penyelenggaraan haji di
ruang rapat Kemenimipas, Jakarta.
"Sebagai
kementerian baru di bawah Kabinet Merah Putih, kami berharap kerja sama ini
dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya dalam mempercepat
dan memperbaiki layanan”, ucap Agus.
Sementara itu, Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf mengungkapkan bahwa, urgensi penguatan koordinasi dalam menghadapi tantangan teknis penyelenggaraan haji. Salah satunya, masalah penggunaan visa ziarah yang kerap mengganggu sistem resmi penyelenggaraan haji. "Kami telah mencatat sekitar 20 ribu WNI yang menggunakan visa ziarah untuk melaksanakan haji yang berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian akomodasi di Arab Saudi," ucap Yusuf.
Terkait isu tersebut,
Kemenimipas berkomitmen untuk memperketat pengawasan visa ziarah dengan
memperkuat edukasi dan sosialisasi kepada calon jamaah. Kemenimipas mencatat,
salah satu modus yang digunakan oknum ialah dengan memanfaatkan permohonan visa
ziarah sebelum musim haji, lalu berangkat dan menunggu di Arab Saudi sampai dengan
musim haji dimulai.
Kondisi tersebut dapat
merugikan jamaah yang secara resmi berangkat dengan visa haji. Terlebih,
fasilitas akomodasi yang terbatas, seperti konsumsi dan tempat bermalam di
Mina, turut menampung jamaah dengan visa ziarah.
Selain itu, Menteri
Imipas dan Kepala BP Haji juga membahas implementasi program Mecca Road yang
dirancang untuk mempercepat proses keimigrasian jamaah haji. Meski program
telah berjalan, masih dibutuhkan landasan hukum dan penguatan kerja sama dengan
Arab Saudi agar lebih optimal.
Secara khusus, program
Mecca Road yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Imigrasi berbentuk layanan
percepatan keimigrasian sehingga ketika berangkat atau datang dari Arab Saudi,
para jamaah haji tidak berada dalam satu antrean panjang dengan penumpang
lainnya.
Pertemuan tersebut juga mencatat keberhasilan program layanan imigrasi, seperti M-Paspor, Eazy Passport, dan layanan paspor simpatik yang memudahkan pengurusan dokumen perjalanan haji. Untuk mendukung upaya pemberantasan haji ilegal, Kemenimipas dan BP Haji menyepakati bahwa pengajuan paspor calon jamaah akan dilengkapi surat rekomendasi dari BP Haji Indonesia.
Lebih lanjut, Agus
menegaskan pentingnya kerja sama diplomatik untuk memperkuat posisi Indonesia
dalam negosiasi kuota haji. Dia berharap penyelenggaraan haji di tahun
mendatang berjalan lebih lancar dan memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat.
"Kita harus terus
menjalin komunikasi intensif dengan pihak Arab Saudi, termasuk mempertimbangkan
asas resiprokal untuk mempercepat proses pemberangkatan dan pemulangan jamaah
haji," ucapnya. (RED)
0 Komentar