![]() |
Kantor Media Tempo mendapat kiriman Kepala Babi pada 19 Maret 2025 (Foto:dok) |
Paket tersebut diterima
satuan pengamanan Tempo pada Rabu (19/3) pukul 16.15 WIB. Cica baru menerima
keesokan harinya, Kamis (20/3) pukul 15.00 WIB. Kala itu, Cica baru pulang dari
liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran. Karena mendapat informasi ada
paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor. Hussein
yang membuka kotak itu. Ia mencium bau busuk ketika baru membuka bagian atas
kardus tersebut.
Ketika stirofoam
terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. Ia dan Cica serta beberapa
wartawan membawa kotak kardus ke keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah
dibuka seluruhnya, terpampang di sana kepala babi. Kedua telinganya terpotong.
Sementara itu, Pemimpin
Redaksi Tempo, Setri Yasra, mengatakan kiriman paket berisi kepala babi
tersebut sebagai bentuk teror terhadap kebebasan pers. "Ini adalah teror
terhadap proses kerja jurnalistik. Cica, kamu, saya, adalah wartawan yang
bekerja diatur undang-undang," kata Setri.
Setri menuturkan bahwa
Cica sempat terkaget-kaget. "Dipikir orang mengirim kue, rupanya kepala
babi. Secara psikologis memang aman, tadi sudah kerja taping untuk BAP (Bocor
Alus Politik)," katanya.
Tempo pun akan memberikan perlindungan ke Cica. Sejauh ini, telah ada 2 wartawan sekaligus host BAP Tempo yang "diteror": Cica dan Hussein—kaca mobilnya dilempari batu hingga pecah. "Kita punya SOP untuk menjaga keselamatan wartawan, ada level yang kita anggap sudah ada 'potensi ancaman'. Mekanismenya, wartawan tersebut tidak boleh sendiri, harus ada yang menemani," ujar Setri.
Menurut Setri, Tempo
mempertimbangkan untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. Peristiwa perusakan
mobil Hussein pun telah dua kali dilaporkan ke polisi—belum ada tersangka. "Mendapat
gangguan ini, meski kita tidak tahu siapa yang meneror, apa urusannya, untuk
mendapatkan keadilan tentu kita harus melapor ke lembaga penegak hukum,
polisi," kata Setri.
Kapan akan lapor
polisi,Setri belum membeberkan tanggalnya lantaran masih mempersiapkan
termasuk urusan administratifnya. Setri memastikan Tempo tidak akan
terpengaruhi teror semacam ini. "Tempo sejak lahir tahun 1971 seperti
ini," katanya.
Setri menuturkan,
"Kita sudah pernah mengalami badai, sampai tutup, itu kurang kencang apa?
Kalau teror, pernah molotov, pernah digugat sampai mau bangkrut."
"Ini aset satu-satunya Tempo: Konsisten, bekerja untuk publik untuk
republik, menjadi clearing house of information, bicara fakta yang sebenarnya.
Itu sudah tertanam di kami, ketika itu tidak, sudah pasti Tempo bubar,"
kata Setri. (RED)
0 Komentar